Mohon tunggu...
nurdin hoerrudin
nurdin hoerrudin Mohon Tunggu... -

hanya bergerak dan bertahan dengan penuh keikhlasan dalam menghadapi kenyataan karena yakin akan kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan si Didin

12 Agustus 2010   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari ada lima pemuda dari Jakarta yang berencana pergi ke kota bandung untuk urusan dakwah; Adit, iwan, asep, didin, dan hadi. 09.00 malam mereka berangkat dari tanah Jakarta menuju tanah bandung, menuju tanah salah satu dari mereka yang kebetulan asli bandung; didin. Mereka berangkat dengan menggunakan kendaraan pribadi. Saking lelahnya mereka pun tertidur pulas kecuali si supir; iwan .^_^.
02.00 pagi mereka pun tiba di tanah bandung. Namun, mereka tidak langsung ke rumah si didin di kampoeng. Tetapi, mereka menginap dulu di asrama temannya didin.
05.00 pagi mereka pun prepare untuk menuju kampong halaman didin.
Didin “subhanAllah Banyak sekali perubahan di kampong halamanku” ungkap didin sambil terkagum-kagum.
Ternyata didin sekian lama berlayar di lautan pasir baru dua kali kembali ke lautan sawah. Dan tak di sangka hanya dalam satu tahun kampungnya mengalami perubahan yang luar biasa.
06.30 mereka pun sampai rumahnya didin.
-iwan- “agenda kita yang perama fhoto-fhoto…….ayo….
Kami pun bergegas mencari posisi yang tepat dan pemandangan yang indah.
Cekrek….cekrek…cekrek…
;adit; “wah gak kerasa uy….
-iwan- “udah ah…kita kan di kejar waktu, sorekan harus sudah ada di Jakarta lagi.
Masuk dan duduklah mereka semua di rumahnya didin.
Terdengar seruan
Mah a didin uih….mah a didin uih…
Ternyata tak disangka adiknya dan mamahnya didin datang menghampiri sambil berlari-lari,,
Iraha dugi din? Mamahnya bertanya sambil memeluk didin dan meneteskan air mata. Saking senang buah hatinya pulang.
“nembe mah..
Sareng saha? Kumaha sehat? Meni jadi begang…
“rerencangan Jakarta mah,, Alhamdulillah sehat. Begang kan bukti perjuangan…,
Duh meni isin mamah mah teu gaduh tuangeun, balanja heula atuh….
Berangkatlah adik didin pergi untuk membeli makanan dan lainnya,


Mamahnya nurdin pun menyediakan setermos air hangat dan seupan waluh plus goring rangginang serta tak lupa molen hangat…..
Teman-teman didin pun langsung menyambut dan menyantapnya dengan cepat karena suhu disana sangat dingin. Tapi ada juga yang langsung nanyain kamar kecil..
Tahu kenapa??
Ya betul karena suhu yang dingi membuat mereka menjadi ingi buang air kecil.
-iwan- “ din jadi pengen mandi euy, enak jigana seger….
“aya-aya wae ente mah…
Setelah beberapa menit datanglah mamah nurdin dengan membawa santapan berat yaitu nasi hangat dan lauk yang serba traditional.
Mereka pun langsung makan tak panjang mikir dengan apa mereka makan.
Hap…lap…emmm….
Teman-teman didin “wah bener enak euy….
-iwan- “maklum lagi laper apapun di sikat…
“silahkan-silahkan…
Berhubung agenda mereka masih banyak, mereka pun pamit pulang setelah beresnya makan.
-iwan- “tong SMP atuh..
;adit; “ SMP apaan?
“sudah makan pulang…
; eit gimana lagi atuh kan sore kita harus udah di Jakarta lagi..
Mamah nurdin menyaut “ yaudah ga papa nanti kapan-kapan kesini lagi ya…
-iwan langsung memotong pembicaraan mamah nurdin “wah ini mah SMP MUHAMADIYAH
‘apa tuh?
; itu sudah makan pulang mudah-mudahan di undang lagi yah….
“aya-aya wae…ha…ha…
Mereka pun ijin pergi untuk tujuan lain ke bandung..
“bu, kita pamit pulang dulu yah,,,mereka berkata..
“ya, jangan kapok ya.. mamah didin menyaut..
Assalamualaikum…
“waalaikumsalam…
Tapi didin tidak ikut pulang bersama mereka karena saking kangennya ma ke;luarga. Didin memutuskan untuk pulang ke Jakarta minggu depan…
Didin pun langsung tukar cerita bersama mamahnya….
NB : blog nurdin hoerrudin
http://semangatkitabersama.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun