Mohon tunggu...
nurdin hoerrudin
nurdin hoerrudin Mohon Tunggu... -

hanya bergerak dan bertahan dengan penuh keikhlasan dalam menghadapi kenyataan karena yakin akan kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nurani Ibuku

12 Agustus 2010   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia adalah sesosok wanita yang sangat lembut, lebih lembut dari kain sutera, lebih lembut dari segulung kapas. Kendati dengan kelembutannya itu dia bisa merubah hati yang keras menjadi luluh, air panas menjadi dingin sedingin embun, merubah serigala menjadi kucing, kemarahan menjadi cinta, keegoisan menjadi penuh kasih sayang, merubah kepribadian menjadi indah. Dialah yang menginspirasi tiap langkah menjadi penuh berkah. “semoga Allah SWT selalu memberkati dan menjaga dirimu ”. Doa ini akan selalu terucap dan berulang untukmu, takkan henti ku ulang takkan pernah terhenti .


Rosulullah SAW mengatakan bahwa “setelah raga ini berpisah dengan ruh maka terputuslah semua amalan kecuali tiga perkara yaitu ilmu yang bermanfaat, amal zariyah dan do’a anak shaleh” Semoga aku bisa termasuk kriteria salah satu anak shaleh yang disebutkan. Dengan itu doaku bisa terus mengalir dan menemanimu di tengah-tengah kesendirianmu.


Cinta ini takkan pernah luntur untukmu meski kini ku tak bisa menatapmu seperti biasanya, meski kini ku tidak bisa memelukmu lagi, meski kini ku tak bisa bercerita banyak hal lagi kepadamu. tapi ikatan hati ini kan tetap selalu kuat dan semakin kuat mengakar dengan sangat dalam. Senyummu ku simpan dalam benakku. Pesan-pesanmu selalu terniang di telingaku, hangatnya pelukmu selalu terasa menemani hari-hariku yang dingin.
Teringat disaat itu, Sebelum ku melangkah menuju sebuah peradaban baru untuk melanjutkan pendidikanku di salah satu sekolah tinggi di sebuah kota besar, ibu pernah berkata kepadaku “maafkan ibu nak, ibu tidak bisa membekalimu apa-apa. Ibu tidak bisa membekalimu dengan uang. Hanya do’a yang hanya bisa ibu berikan. hati-hati disana nak jangan lupa shalat lima waktu, perbaiki dirimu dan semoga kamu menjadi pribadi yang sukses baik di dunia maupun di akhirat. Jangan pernah sekali-kali kecewakan saudaramu disekelilingmu. Jaga tingkah lakumu. Ingat kamu ini hanyalah perantauan, disana bukan kampung halamanmu nak. Kamu kesana bukan karena kamu punya uang, tapi memaksakan untuk sebuah kebaikan dan ibadah. Sekiranya ibu tidak bisa melihatmu kembali, ibu tidak bisa memelukmu kembali dan menatap anak ibu ini membawa diri kamu yang baru maka ingat nak, ibu akan menunggu kamu di syurgaNya Allah SWT nak. Nanti kamu ceritakan kepada ibu ya perjalananmu itu…..”
Tercucur air mataku terus tercucur serta kupeluk ibu dengan erat dan semakin erat. Aku takut sangat-sangat takut. Dan dari saat itu aku azamkan dengan kuat apa yang ibu sampaikan. Semoga Allah selalu memberikan aku petunjuk. Karena hanya petunjukNya lah yang pasti tidak pernah salah.
“sesungguhnya kamilah yang memberi petunjuk”
Q.S Al-Lail : 12




Sampailah pelayaranku di sebuah kota besar kota yang sering orang-orang bilang tempat menitik kesuksesan dan mencari penghasilan. Dengan semangat baru yang akan membelah dunia dan akan menggetarkan seantero bumi ini aku melangkah. Aku Melangkah dan terus melangkah hingga akhirnya aku temukan pelabuhan ilmu yang aku cari. Kampus yang mungil yang aku tak ketahui sebenarnya apa yang tersimpan, harta karun apa yang bisa aku temukan di pelabuhan itu.Allah AWT pertemukan aku dengan saudara-saudaraku yang baru. Ada yang datang dari ujung jawa, sumatera, papua, NTT, Kalimantan dan banyak lagi yang lainnya. Membawa karakter-karakter yang berbeda dan bahasa yang beragam. subhanAllah tidak lain supaya kita saling mengenal satu sama lain.
…….”kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal sungguh,…..”
Q.S Al hujurat :13


Ini merupakan langkah awalku.
Detik-detik berlalu sebari bertambah usiaku dan sedikit banyak harta karun yang ku dapat di pelabuhan itu, aku terus melangkah dan melangkah memperbaiki diri serta menggoreskan tinta langkahku. Tak lupa jua menjahit kantung hatiku supaya perjalanan pahit yang kudapati tetap terasa ringan dan indah.
Teringat sebuah pesan dari titik ukhuwwah “ siapkanlah dalam hatimu sebuah ruangan untuk meredam kepahitan-kepahitan yang akan kamu dapatkan, sehingga kamu tidak akan terlalu sakit ketika terjangan-terjangan dan pukulan-pukulan itu datang menghampirimu. Siapkanlah dalam akalmu sebuah ruangan untuk meredam jiwa egoismu seperti cawan yang akan mendinginkan air panas yang disediakan”
Dalam pelayaranku, kudapati banyak hal. Baik Angin yang membelai, angin kencang, hujan rintik-rintik, hujan angin, hujan badai, taman bunga, taman karang, ombak kencang maupun perompak peradaban. Indah dan manis rasanya semua itu, sangat jarang orang bisa merasakan layaknya apa yang aku rasakan. Tapi aku bersyukur karena bisa merasakan nikmatnya perjuangan dan aku yakin sebenarnya dibalik semua itu Allah SWT sedang mempersiapkan aku untuk menjadi orang besar di bagian lembar sejarah ini.


“Semakin tinggi pohon maka semakin besar pula angin yang menerjangnya. Dan tetaplah menjadi sebuah pohon mangga yang meski dilempari batu, tetapi tetap memberikan buah yang manis”
Ingatlah kawan-kawan dunia itu hanyalah senda gurau belaka penuh dengan fatamorgana menipu diri dan hati kita. Maka, berlindunglah kepada Allah SWT. Kehidupan itu Layaknya ketika kita akan pergi untuk berkemah jika perlengkapan kemah itu kita persiapkan dengan baik maka kita tidak akan kesusahan dan bingung ketika kita sudah sampai di tempat kemah dan ketika kita tidak persiapkan dengan baik maka kita kan kesusahan dan bingung sesampainya di tujuan karena tidak ada yang kita siapkan. Begitu pula hidup kita, kita harus persiakan dengan baik untuk tujuan kita nanti ke akhirat. Bekal lah dengan bekal ibadah, baik yang fhardu maupun yang sunnah dan amalan-amalan yang lain. Seingga sesampainya di akhirat kelak kita tidak kebingungan dan kesusahan. Semoga kita semua selalu ada dalam ridha dan karuniaNya. Dan kita menjadi pribadi yang semangat dalam beribadah dan beramal untuk bekal nanti di akhirat. sehingga kita termasuk kedalam orang-orang yang beruntung. Perjuangan memang sangatlah berat. Itulah sunnatullah tidak mungkin sesuatu yang indah tidah membutuhkan perjuangan yang keras. Biarkan sekarang ini orang-orang kafir menertawakan kita tapi ingat suatu saat kita yang akan menertawakan mereka. Bangkit melejitlah serta Yakinlah!!


“maka pada hari ini orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir”
Q.S Al-Mutaffifin : 34
bisa di buka di blog saya juga
http://www.semangatkitabersama.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun