Broken home topik ini sebenarnya ingin saya bahas dari dulu namun, belum menemukan moment yang tepat. Kemarin setelah mendengar kabar berita yang beredar ada sebuah kejadian yang memilukan dimana seorang anak bernama Rangga bunuh diri (beritanya). Rangga di ceritakan pada berita tersebut bunuh diri karena manga dan anime jepang yang ia sukai. Well, kita ga bisa memaksa orang berpikiran luas walau, kita tahu orang di media seharusnya berfikiran agak lebih luas. Bisa dibilang kasus Rangga bukan sesuatu hal yang bisa kita kerucutkan menjadi satu penyebab. Karena,pastinya banyak penyebab yang melandasi hal dan orang yang terlibat kejadian tersebut. Salah satu penyebabnya yang lain adalah Rangga sebagai korban broken home, broken home yang ingin saya definisikan pada kasus rangga adalah broken home secara harfiah (atau bisa dibilang "rumah yang rusak") . Rumah merupakan tempat kita  berteduh dan beristirahat namun, jika rumah kita akan kesulitan untuk berteduh dan beristirahat. Pada kasus Rangga "rumah" yang ia jadikan tempat berteduh sudah rusak dan berantakan. Sehingga, Ia depresi berat mencari "rumah" tersebut.. Sedihnya, Ia tidak bisa menemukan "rumah" tersebut sehingga, ia akhirnya memutuskan bunuh diri. :( Walaupun, pada kasus Rangga pemicu rusaknya "rumah" rangga adalah perceraian orang tuanya. Tidak semua anak yang broken home adalah anak korban perceraian. Bisa saja anak hasil nikah siri, anak yang kurang perhatian, anak yang terkena KDRT, dan lain-lain. Well, Kejadian ini juga mungkin saja bisa menjadi "wake up call" buat kita semua bahwa banyak Rangga -Rangga lain di sekitar kita. Jadi kita bisa aware dan menolong anak-anak tersebut mencari "rumah" yang paling tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H