Sejak tahun 2012, andong di kawasan Malioboro lebih diperhatikan oleh Dinas Perhubungan. Sebelum itu, Sigit dan kusir lainnya sempat merasa resah dengan hadirnya andong dari Magelang.
Kini, Dinas Perhubungan telah membuat STNK dan surat ijin mengendarai andong. Serupa dengan STNK dan SIM bagi pengendara motor mainstream. Dengan begitu, hanya Paguyuban Kusir Andong Malioboro sajalah yang boleh mangkal.
Sembari tersenyum, Sigit tak lupa mengatakan bahwa andongnya pernah dinaiki oleh almarhum Kasino Warkop DKI. Dirinya merasa senang pernah mendapat kesempatan emas itu.
Duka juga pernah dialami bapak dua anak ini. Ia merasa susah apabila kudanya sakit. "Saya susah mbak kalau gembhul ini sakit. Lebih repot dibanding istri saya," pungkasnya di depan Hamzah Batik (9/11).
Kalau sudah begitu, Sigit langsung membawa gembhul ke tukang pijat kuda. Apabila belum sembuh, Sigit akan mengajak gembhul ke dokter hewan langganannya. Wajar bila Sigit merasa susah ketika gembhul sakit. Gembhul menjadi tulang punggung dari keluarga Sigit.
Selain itu, Sigit hanya memiliki satu ekor kuda. Beberapa bulan yang lalu, anak gembhul yang berumur 7 bulan dijual.
Sigit juga sempat mengungkapkan, pengalaman tak terlupakan selama 29 tahun ini. Tiga tahun berturut-turut, dari tahun 1997 hingga 1999 kuda milik Sigit mati di hari yang sama. Kamis Legi menjadi hari, kuda milik Sigit mati tanpa alasan.
Sejak itu, Sigit meliburkan kerjanya di hari Kamis Legi karena unsur trauma. Namun saat ini, aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Ia merasa semua hanya mindset. "Sekarang saya kalau libur hanya hari senin saja. Sisanya tetap narik, apalagi hari Sabtu-Minggu," jelas Sigit sambil tersenyum.