Mohon tunggu...
Bea Putri Saraswati
Bea Putri Saraswati Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswi UAJY

we cannot not communicate

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Suka Duka Sigit Nurwiyanto, Kusir Andong selama 29 tahun

12 November 2019   02:37 Diperbarui: 12 November 2019   13:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah tarikan ketiga pada hari Sabtu (9/11) | Dok. Bea Putri

Sejak tahun 2012, andong di kawasan Malioboro lebih diperhatikan oleh Dinas Perhubungan. Sebelum itu, Sigit dan kusir lainnya sempat merasa resah dengan hadirnya andong dari Magelang.

Kini, Dinas Perhubungan telah membuat STNK dan surat ijin mengendarai andong. Serupa dengan STNK dan SIM bagi pengendara motor mainstream. Dengan begitu, hanya Paguyuban Kusir Andong Malioboro sajalah yang boleh mangkal.

Sembari tersenyum, Sigit tak lupa mengatakan bahwa andongnya pernah dinaiki oleh almarhum Kasino Warkop DKI. Dirinya merasa senang pernah mendapat kesempatan emas itu.

Merawat si gembhul  | Dok. Bea Putri
Merawat si gembhul  | Dok. Bea Putri

Duka juga pernah dialami bapak dua anak ini. Ia merasa susah apabila kudanya sakit. "Saya susah mbak kalau gembhul ini sakit. Lebih repot dibanding istri saya," pungkasnya di depan Hamzah Batik (9/11).

Kalau sudah begitu, Sigit langsung membawa gembhul ke tukang pijat kuda. Apabila belum sembuh, Sigit akan mengajak gembhul ke dokter hewan langganannya. Wajar bila Sigit merasa susah ketika gembhul sakit. Gembhul menjadi tulang punggung dari keluarga Sigit.

Selain itu, Sigit hanya memiliki satu ekor kuda. Beberapa bulan yang lalu, anak gembhul yang berumur 7 bulan dijual.

Sigit sedang membagikan pengalaman tak terlupakan | Dok. Hendri               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Sigit sedang membagikan pengalaman tak terlupakan | Dok. Hendri googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});

Sigit juga sempat mengungkapkan, pengalaman tak terlupakan selama 29 tahun ini. Tiga tahun berturut-turut, dari tahun 1997 hingga 1999 kuda milik Sigit mati di hari yang sama. Kamis Legi menjadi hari, kuda milik Sigit mati tanpa alasan.

Sejak itu, Sigit meliburkan kerjanya di hari Kamis Legi karena unsur trauma. Namun saat ini, aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Ia merasa semua hanya mindset. "Sekarang saya kalau libur hanya hari senin saja. Sisanya tetap narik, apalagi hari Sabtu-Minggu," jelas Sigit sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun