Mohon tunggu...
Be. Setiawan
Be. Setiawan Mohon Tunggu... -

Membaca, mengamati, mempelajari serta membahas bareng-bareng alam semesta dan prilaku manusia. Mendambakan bangsa Indonesia yang kaya, cerdas dan berilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemadaman dan Kematian

19 Juli 2010   12:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang telah dimulai pada bulan ini merupakan topik diskusi yang sangat menarik. Maklum kenaikan tarif listrik menyangkut kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Namun pemadaman yang saya sampaikan pada tulisan ini tidak berkait sama sekali dengan listrik atau kenaikan TDL. Tulisan ini berkait dengan gen dan nyala padamnya fungsi tubuh kita.

Saya sangat terkesan membaca buku "The Divine Message of The DNA" ditulis oleh Kazuo Murakami, Ph.D seorang ahli genetika yang sedang melakukan riset tentang pengaruh Psikologis terhadap kondisi gen. Buku ini diterjemahkan oleh Winny Prasetyowati dengan judul "Tuhan Dalam gen Kita"

Dalam setiap kilogram berat badan kita terdapat satu trilyun sel, bayi yang baru lahir terdiri dari sekitar tiga trilyun sel. Seseorang yang memiliki berat badan enam puluh kilo akan memiliki enam puluh trilyun sel.  Kenyataan yang lain adalah setiap sel tubuh kita memiliki gen yang sama meskipun sel-sel tersebut merupakan bagian dari tubuh yang berbeda. Gen yang ada di sel kuku sama saja dengan gen yang ada di rambut, paru-paru, mata, tangan dst.

Kita ini bermula dari satu buah sel telur yang telah dibuahi. Dalam pertumbuhannya sel tersebut membelah menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, delapan menjadi enam belas dst. Suatu saat dalam pertumbuhannya sel-sel tersebut ada yang menjadi jantung, menjadi mata, menjadi tangan, menjadi kuku dst. Sel-sel awal di atas terus membelah diri menjadi organ-organ tubuh yang sempurna sampai sejumlah tiga trilyun sel ketika bayi dilahirkan.

Sebuah sel bisa menjadi organ tubuh mana saja karena mempunyai gen yang sama namun kenyataannya sel tersebut hanya menjadi sel pada satu organ tubuh saja misalnya kuku. Artinya sel tersebut mempunyai potensi untuk menjadi organ tubuh apapun namun potensi yang nyala hanyalah potensi untuk jadi sel kuku sementara sisanya dipadamkan oleh katakan oleh suatu mekanisme regulasi yang sampai saat ini masih diteliti oleh para ilmuwan bidang genetika.

Pada saat bayi lahir kemampuannya sangat terbatas namun dalam proses pertumbuhannya fungsi-fungsi tubuhnya menyala misalnya pada umur dua bulan bayi bisa melihat secara jelas artinya fungsi penglihatan sudah menyala penuh. Begitu juga dengan pertumbuhan gigi, pada masa tertentu fungsi pertumbuhan gigi pertama menyala. Sampai umur tertentu setelah seluruh gigi pertama lengkap maka fungsi pertumbuhan gigi pertama padam, kemudian fungsi pertumbuhan gigi kedua menyala sampai seluruh gigi pertama diganti gigi kedua. Setelah itu fungsi pertumbuhan gigi padam untuk seumur hidup. Fungsi pertumbuhan tubuh anak terus menyala sampai mencapai usia dewasa dan setelah itu padam. Tidak bertambah tinggi, tidak tambah gigi.

Kita bisa saja terkejut ketika ketemu teman lama kita yang rambutnya botak di tengah padahal dulunya tampan dengan rambut yang tebal dan ikal. Hal itu berarti fungsi gen yang menjaga fungsi sel rambutnya telah padam sebagian. Kita bisa saja terkejut ketika suatu saat rambut kita menjadi putih semua (seperti Pak Hatta). itu artinya gen yang menjaga fungsi pigmen di sel rambut kita sudah padam (kalau yang ini masih bisa dicat).

Sebaliknya kita bisa melihat betapa bercahayanya anak muda yang sedang jatuh cinta, betapa sehatnya mereka atau kita bisa melihat betapa kuatnya tim Spanyold dan betapa tahannya mereka terhadap gempuran tim Jerman dan Belanda. Kalau menurut Dr. Kazuo, hal itu terjadi karena potensi gen yang tadinya padam berubah menyala. Menyala karena dipicu oleh semangat kebersamaan untuk bisa berjaya. Betapa berartinya fungsi manager dalam memberi semangat kepada timnya agar bisa menyalakan potensi gen mereka yang sedang tidur.

Sebaliknya kita bisa menyaksikan betapa banyak orang yang jatuh sakit bahkan meninggal pada saat terkena kasus hukum atau kehilangan kerabat dekat atau berbagai musibah yang tidak dikehendaki. Kita bisa melihat orang yang sakit kangker bisa sembuh karena yakin bahwa dia mampu mengatasi sakitnya dan percaya kepada tim dokter yang merawatnya. Kondisi psikologis sangat berpengaruh terhadap nyala dan padamnya potensi gen kita.

Dari penjelasan di atas saya bisa mengerti kenapa orang tua kita mengajarkan agar kita selalu mempunyai cita-cita dan target hidup yang mampu kita raih dan kita senangi karena hal itu akan menyalakan potensi gen kita. Saya bisa mengerti kalau orang bijak menganjurkan kita untuk selalu berpikir positif, agar kita bisa mengelola stress. Kita bisa mengerti kalau ide-ide cemerlang muncul pada saat mood kita sedang baik.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun