Dunia marketing memang dunia yang tidak ada habis2nya, metode dan tehnik baru pun bermunculan dengan satu tujuan, Menjual Produk. Dari jualan konvensional sampai multi level marketing dengan iming2 bonus selangit. Kejadian pertama adalah ketika saya sedang  bekerja mendapat telepon dari istri, katanya ada yang menawarkan cat tembok merk terkenal dengan kualitas bagus, penjualnya bilang bahwa dia tukang cat yang sedang memborong pekerjaan mengecat di sebuah pabrik yang lokasinya tak jauh dari rumah tempat kami tinggal. Dia bilang pada istri saya bahwa pekerjaannya sudah selesai dan cat masih tersisa banyak dan utuh, dan istri saya percaya kemudian menelepon saya. Saya sudah bilang pada istri jangan di beli, karena istri saya bukan orang yang hapal material bangunan termasuk cat. Telepon saya putus. Beberapa menit kemudian istri saya telepon lagi, dia bilang ini kesempatan langka beli barang murah harga 300 ribu 1 ember besar. Ketika saya searching  harga normalnya mencapai 900ribuan 1 ember besar. Karena saya tahu tipe istri saya seperti apa, saya persilahkan kalo dia mau beli tapi saya suruh tawar lagi dan akhirnya transaksi terjadi  harga deal 200 ribu. Saya sendiri merasa tidak yakin kalo cat ini cat kualitas bagus seperti yang istri saya bilang, tapi kalo saya tidak ijinkan mungkin istri saya akan membicarakan ini bisa sampe 2 minggu ke depan. Barang bagus murah ko tidak diambil, biasa lah kaum wanita. cerewet.com Setelah saya pulang kerja, saya cek cat yang tadi di beli istri saya, ternyata merk aspal. Asli tapi palsu, merknya mirip banget dengan cat mahal kualitas bagus, hanya di bedakan satu huruf. Dan setelah saya cek merk seperti ini kalo beli di toko material harganya sekitar 150-175ribu. Kejadian kedua, saat saya di jalan pulang kerja pada saat berhenti di pertigaan saat hendak masuk ke jalan raya. Ada seseorang yang memanggil saya dan menawarkan cat,  orang tersebut mengatakan bahwa dia habis mengantarkan cat dari gudang ke toko dan terdapat kelebihan quantity, jadi dia mau jual murah kelebihan catnya sambil menunjuk sebuah mobil bak terbuka yang di parkir di pinggir jalan. Anehnya di mobilnya itu tidak hanya ada cat, tapi ada juga beberapa perabotan lainnya, saya cuma bilang terima kasih sedang tidak punya uang, asli kalo tidak ada uangnya. Kejadian ketiga, sama persis dengan kejadian kedua, hanya saja yang di tawarkan adalah tempat tidur, dengan alasan kelebihan jumlah kirim dari gudang ke toko, orang tersebut menawarkan kepada saya dengan potongan 50% dari harga normal bahkan masih bisa di tawar lagi. Kejadian ini berulang lagi 2 hari yang lalu, di tempat yang sama dengan kejadian kedua di atas, saya disapa lagi oleh orang yang menawarkan jaket kulit (domba) yang katanya asli dari garut. Dengan alasan yang sama dia menawarkan potongan harga yang cukup besar, dan saya pun menolak dengan alasan yang sama, tidak punya uang. Kalo pun punya saya tidak akan membeli dari orang yang jualan dengan alasan kelebihan kirim. Di lihat dari kejadian di atas mungkin banyak di daerah lainnya yang berjualan dengan alasan seperti diatas, dan mungkin banyak pembeli yang merasa beruntung mendapatkan barang dengan harga murah padahal tertipu. Metode jualan dengan menipu seperti ini bukanlah hal baru, mungkin sudah ada sejak lama, tapi baru karena di luar teori-teori pemasaran yang ada. So, bagi anda yang mendapat penawaran barang murah dengan alasan stok, kelebihan kirim, sisa proyek, berhati-hatilah. Karena kenyataannya barang yang ditawarkan bukanlah seperti yang dibilang, harga di mark up kemudian di diskon biar kesannya murah. Salam teliti sebelum membeli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H