Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Proksi: Pertarungan Bayangan di Era Modern

7 Juni 2024   11:09 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:33 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:Pertempuran di pedesaan. AI image. Shakker.ai

Dalam konteks sejarah, Perang Dunia Pertama dan Kedua menjadi cerminan bagaimana ketegangan internasional, serangkaian peristiwa yang kompleks, dan reaksi berantai dapat memicu konflik global yang meluas. Penyebab utama perang tersebut melibatkan persaingan kekuatan besar, ketidakpuasan nasional, dan eskalasi konflik regional menjadi perang yang melibatkan sejumlah besar negara. Dalam hal ini, tindakan Rusia untuk mempersenjatai musuh-musuh Amerika di berbagai belahan dunia, seperti Korea Utara dan kelompok pemberontak di Afrika, memperumit dinamika geopolitik global dan meningkatkan risiko eskalasi konflik yang dapat melibatkan negara-negara besar.

Strategi perang asimetris yang diterapkan oleh Rusia mencerminkan pola sejarah di mana negara-negara besar menggunakan ketidakstabilan di wilayah lain untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Dengan menyediakan senjata, dukungan logistik, dan energi kepada sekutu dan proksi, Rusia berusaha untuk melemahkan pengaruh Amerika Serikat dan sekutunya di berbagai belahan dunia. Potensi eskalasi konflik menjadi semakin nyata dengan ancaman serangan dari negara-negara seperti China terhadap Taiwan dan Korea Utara terhadap Korea Selatan, yang mungkin didukung oleh Rusia. Konflik regional yang semula berskala kecil dapat dengan cepat meluas menjadi perang yang melibatkan negara-negara besar dan aliansi mereka, mengingat keterlibatan langsung atau tidak langsung dari berbagai kekuatan global dalam perang asimetris ini.

Dampak geopolitik dan ekonomi dari perang asimetris Rusia dapat menjadi sangat signifikan, dengan potensi mengganggu stabilitas regional dan global secara keseluruhan. Risiko utama adalah bahwa konflik regional yang diperpanjang dan diperdalam oleh perang asimetris Rusia dapat mengarah pada eskalasi yang tidak terkendali, memicu reaksi berantai yang berujung pada konfrontasi langsung antara negara-negara besar. Perang dunia ketiga akan menghadirkan tantangan baru dalam diplomasi global, pertahanan militer, dan stabilitas ekonomi.

Kesimpulan

Dari pembahasan tentang perang proxy yang telah menjadi fenomena historis hingga strategi perang asimetris yang diterapkan oleh Rusia, serta kemungkinan eskalasi menjadi Perang Dunia Ketiga. Bagaimanapun bahwa dinamika konflik global terus berkembang dan menciptakan ketidakstabilan yang kompleks. Perang proxy, sebagai bentuk konflik tidak langsung antara kekuatan besar, telah menjadi alat utama dalam persaingan geopolitik, dengan perang asymetris Rusia menandai evolusi baru dalam strategi militer modern. Ancaman terhadap perdamaian dunia semakin nyata, dengan kemungkinan terjadinya konflik yang melibatkan negara-negara besar dan aliansi mereka, menggarisbawahi urgensi bagi diplomasi yang kuat, dialog yang terbuka, dan kerjasama global untuk mencegah eskalasi yang merugikan bagi seluruh umat manusia.

oOo

Ilustrasi:Pertempuran di pedesaan. AI image. Shakker.ai
Ilustrasi:Pertempuran di pedesaan. AI image. Shakker.ai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun