Jika nama mereka tidak dituiiskan dalam hasil pekerjaan bersama mereka dalam hal Pembimbing dan dibimbing, dipimpin dan pemimpin, merekapun tidak mempermasalahakan, namun secar adap akademik mahasiswa yang dibimbing tidak mermpergunakan adab tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan tidak beradab, tidak punya adab.Tidak mengetahui akan sopan santun akademik, atau tidak mempunyai sopan santun akademik.
Sebenarnya semua hal tersebut tidak mempunyai masalah. Masalah yang akan dihadapi mahasiswa adalah kesalahan norma, kesalahan norma akademik. Sebagai sebuah norma hal tersebut terkait dengan pergaulan hidup sehari-hari secara akadmik. Hal ini tidak bisa diukur secara langsung, akan tetapi akan tercermin dari tingkah-laku pergaulan sehari-hari. Dalam proses belajar dan mengajar, dalam proses dibimbing dan membimbing, dipimpin dan memimpin. Jika mahasiswa bimbingan tidak menghargai pembimbingnya, peneliti tidak menghargai pimpinan proyek, dengan arti tidak mencantumkan nama mereka di dalam hasil kerja (karya ilmiah) mereka maka mahasiswa tersebut "tersingkir" pergaulan akademik. Pembimbing atau promotor , Senior, atau Pimpinan Proyek tentu mempunyai rasa, rasa ikut bertanggung jawab terhadap mahasiswa dan hasil kerja mahasiswa dan itu tidak dihargai oleh Mahasiswanya atau bawahannya.
Pencantuman nama Pembimbing di dalam sebuah tulisan mahasiswa mereka pada umumnya mempunyai arti bahwa pemimbing, senior, atau pimpinan proyek ikut bertanggung jawab terhadap hasil penelitian, bukan berarti mereka ikut terlibat langsung di dalam menghasilkan penelitian. Sehingga pada umumnya nama mereka dicantumkan pada bagian belakang dari deretan nama-nama penulis sebuah tulisan artikel ilmiah.
oOo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H