Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Nature

Badai Geomagenetik: dari Jilatan Matahari ke Aurora Memesona

19 Mei 2024   12:34 Diperbarui: 19 Mei 2024   12:35 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Aurora, AI image creator www.shakker.ai

Dalam dua tahun terakhir, terdapat berbagai catatan tejadinya badai geomagnetik terkenal yang terjadi:

1. Badai Geomagnetik April 2023: terjadi pada tanggal 23 April 2023. Penyebab Coronal Mass Ejection (CME) meletus dari Matahari, memuntahkan plasma ke arah Bumi. Intensitas, menghasilkan badai geomagnetik yang parah (level 4 dari 5 pada skala G cuaca luar angkasa NOAA). Dampak dari badai ini aurora terlihat, dan peramal cuaca luar angkasa mengamati setidaknya tujuh CME.

2. Badai Geomagnetik November 2023: terjadi pada tanggal 25 November 2023. Kondisi badai dengan intensitas sedang (G2) yang teramati. Pasda periode tambahan badai Sedang (G2) diperkirakan terjadi hingga akhir tanggal 25 November, dengan badai Kecil (G1) berlanjut hingga tanggal 26 November.

3. Badai Geomagnetik Desember 2023, terjadi pada 4-5 Desember 2023. Aliran berkecepatan tinggi lubang koronal. Badai bekekuatan G2 (Sedang) pada tanggal 4 Desember (Hari UTC, dan badai G1 kecil) pada tanggal 5.

4. Badai Geomagnetik 2024, terjadi  50 badai geomagnetik teratas tahun 2024 mencakup berbagai peristiwa. Terakhir beberapa hari yang lalu, tanggal 10-12 Mei 2024 menjadi yang terkuat dalam 20 tahun terakhir, skala G5, yang menimbulkan aurora di khutup utara dan Selatan dalam berbagai warna dengan cahaya aurora sampai ke daerah subtropis.
Untungnya, gangguan terhadap geomagnetic bumi tidak berdampak banyak terhadap kesehatan langsung terhadap manusia di permukaan bumi, karena adaya medan magnet bumi dan atmosfe pelindung makhluk hidup di permukaan bumi. Namun, beberapa badai mungkin disertai dengan partikel energik yang menimbulkan risiko terbatas terhadap penerbangan di lintang dan ketinggian tinggi.

Bagi sebagian individu, aktivitas geomagnetik matahari dapat memperburuk penyakit kronis atau menyebabkan sakit kepala, tertutama yang memakai peralatan elektronik di dalam tubuhnya. Burung dan hewan yang bermigrasi juga dapat mengubah jalur terbang  mereka pada saat terjadi badai.  Namun kejadian-kejadian tesebut dilaporkan sangat minim. Hal ini disebabkan karena radiasi berbahaya seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jilatan api matahari tidak dapat melewati atmosfer bumi dan mempengaruhi manusia secara fisik

oOo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun