Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) telah mengindikasikan bahwa frekuensi uji coba semacam itu akan ditingkatkan untuk menyediakan data penting bagi persediaan nuklir AS. Eksperimen ini merupakan bagian dari program Pengelolaan Persediaan Berbasis Sains (Science-Based Stockpile Stewardship), yang bertujuan untuk mempertahankan persenjataan nuklir Amerika Serikat melalui penelitian ilmiah dan pemodelan komputasi tingkat lanjut, bukan uji coba nuklir secara langsung.
Uji coba subkritis dirancang untuk mematuhi moratorium ini sambil tetap memajukan pemahaman ilmiah dan memastikan keamanan nasional. Bagaimanapun sejak tahun 1992 Amerika Serikat berkotmitmen pada  Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT),  yang melarang semua ledakan nuklir  dan tidak lagi melakukan uji nuklir ditempat terbuka seperti hal sebelum-sebelumnya dan hal yang sama dilaukan oleh Rusia dan Tiongkok.
 Meskipun tidak diratifikasi oleh Senat AS, AS telah menerapkan moratorium pengujian bahan peledak nuklir sejak tahun 1992. Uji coba subkritis dirancang untuk mematuhi moratorium ini sambil tetap memajukan pemahaman ilmiah dan memastikan keamanan nasional. Tes ini melibatkan diagnostik canggih dan komputasi kinerja tinggi untuk menganalisis hasilnya. Protokol keselamatan memastikan bahwa tidak ada risiko ledakan nuklir, sejalan dengan tujuan nonproliferasi internasional dan standar keselamatan domestik.
Jadi dari berita terbaru (14 Mei 2024) Â Uji coba subkritis baru-baru ini di Nevada menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat yang melakukan eksperimen subkritis di Situs Keamanan Nasional Nevada (NNSS) untuk mempertahankan penangkal nuklir yang aman dan efektif tanpa melanjutkan uji coba bahan peledak nuklir. Â Eksperimen ini merupakan komponen penting dalam pengelolaan nuklir modern, yang menyeimbangkan kebutuhan akan keamanan nasional dengan -upaya nonproliferasi internasional, tanpa melakukan pengjian skala penuh, mengumpulkan data tentang umur bahan nuklir seiring berjalannya waktu. Penting untuk dicatat bahwa meskipun uji coba ini mematuhi moratorium ledakan nuklir, rencana peningkatan frekuensinya telah menuai banyak kritik.
 oOo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H