Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Gagalnya Sistem Rem di Penurunan Sitinjau Laut

15 Mei 2024   12:22 Diperbarui: 15 Mei 2024   12:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Gagalnya sistem rem kendaraan truk di penurunan jalan Sitinjau Laut bukan hal yang baru. Hampir setiap hari berbagai kendaraan berat melangami kerusakan sistem rem tersebut.

Penuruan yang tajam, panjang, dan banyaknya kendaraan yang berada di jalan raya, haal ini mengakibatkan sopir harus menginjak rem secara berulang-kali dalam selang waktu yang singkat dalam waktu yang lam. Sehingga membuat sistem rem panas, dan cairan rem seketika menguap dan rem tidak berfungsi.

Hal tersebut disebabkan bantalan rem bergesekan dengan cakram rem menghasilkan panas dengan yang sangat besar ketika menekan tromol atau cakram dengan kanvas tem. Rem akan mengalami suhu yang sangat tinggi. Jika cairan mencapai titik didihnya, ia akan menguap dan menjadi dapat dimampatkan, Hal tersebut berarti sistem hidrolika tidak akan berkerja dan berhenti berfungsi sehingga kendaraan akan tetap melaju.

Proses pengembunan atau kembali carian rem ke fasa cair membutuhkan waktu dan harus menunggu sistem rem menjadi dingin kembali. Hal ini tidak menyediakan waktu dan kesempatan cukup bagi sopir untuk mengendalikan atau menghentikan truknya dengan baik.

Ketika truk atau kendaraan mengalami gagal rem, dan tidak bisa bekerja, tidak ada pilihan lain bagi sopir menabrakan kendaraannya ke dinding tebing jalan raya. JIka tidak kendaraan tersebut akan menabrak kendaraan lain atau jatuh ke dalam juran dengan kedalaman 100 s/d 150 meter.

Bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Sopir atau petugas jalan raya harus mengantisipasi hal ini dengan baik. Dalam selang waktu terentu setiap kendaraan yang berada di jalan raya harus dihentikan secara berkala. Memberikan kesempatan untuk sistem rem menadi dingin kembali. Sopir bisa mengambil ini siatif, ketika sistem remnya sudah dirasa terlalu panas, dia haru meminggirkan kendaraannya dan berhenti untuk sementara. Setelah semua baik dan remnya sudah cukup dingin maka dia dapat melanjutkan kendaraannya.

Kondisi ini juga berlaku untuk semua kendaraan termasuk mobil sedan atau minibus, atau sepeda motor sekalipun. Istarahat, atau berhenti direst area merupakan sistem yang terbaik ketika berhadapan dengan jalanan macet dan berada di penurunan panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun