Belajar adalah sesuatu yang paling susah bagi saya. Ketika kelas menangah, Pelajaran-pelajaran di kelas lebih menjadi lebih sulit. Untuk Pelajaran sejarah, saya harus mengingat apa yang disampaikan guru ketika di dalam kelas.Â
Saya bercerita pada diri sendiri, cerita sejarah. ketika mengayuh sepeda ke sekolah. Sampai di sekolah apa yang saya ceritakan saya lupakan, dan saya ulang kembali keesok harinya ketika berangkat sekolah kembali.Â
Habis semester lupakan semua. Sampai tamat sekolah tidak satupaun carita-cerita sejarah saya ingat, baik nama, tempat, lokasi, dan tentu saja tanggal, tahun suatu kejadian dalam sejarah. Padahal hal tersebut penting untuk menjadi pedoman hidup pada masa akan datang.
Pelajaran matematika, fisika, dan kimia menjadi lebih rumit. Bagaimanapun pelajaran tersebut membutuhkan pemikiran, bukan sekedar mengingat, dan menghapal biasa. Di sini saya menemuan kelebihan saya dibandingkan rekan-rekan lain di dalam kelas. Oleh sebab kemampuan mengingat saya lemah, saya lebih suka berpikir. Mengurut segala sesuatunya dari awal sampai akhir, dan menguraikan, dan mencari hubungan antara satu sama lain, dan membuat pendapat sendiri terhadap segala sesuatu apapun juga. Tidak peduli apakah pendapat saya tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada, yang jelas saya telah membuat pernyataan baru, dan bisa saya pertanggungjawabkan dari penyelesaian yang saya buat. Jika hal tersebut sama dengan pernyataan atau pendapat yang lain, maka hal itu dianggap sebagai kebetulan saja.
Kebiasaan saya berubah, saya lebih suka menggunakan papan tulis, menyelesaikan persoalan-persoalan matematika di depan rekan-rekan sekelas, dan menurunkan berbagai persamaan fisika, menulis ulang kesetibangan stokimetri kimia di dalam kelas. Rekan-rekan sekalas menjadi lebih suka kepada saya, karena mereka tidak perlu belajar lagi di rumah, tinggal memperhatikan apa yang saya tulis dan jelaskan di papan tulis mereka sudah ingat semua. Sehingga mereka sukses, dan dapat nilai baik di akhir semester.
Kuliah di Juransan Teknik Mesin merupakan hal tidak mudah dalam hidup saya. Menurunkan berbagai persamaan Mekanika, dan persamaan Fisika lainnya dan hapalan ilmu logam dan Material Teknik bukan hal yang mudah bagi saya. Bagaimanpapun setiap masalah mempunyai bagian yang tersimpan, dan membutuhkan penyerderhanaan untuk menyelesaikannya.
Bagaimanapun di dalam menyelesaikan setiap masalah-masalah dan soal-soal Teknik penuh trik dan tip khusus untuk dapat diselesaikan. Dibutuhkan kecerdikan selain kepintaran dalam kuliah. Setiap mahassiwa harus cerdik, dan tidak hanya pintar dalam menyelsaiakan masalah yang diberikan Dosen. Celakanya hal ini tidak diberitahu oleh Dosen. Pada praktinya setiap mahasiswa harus mencari penyelsaian sendiri, menyeleaikan masalahnya sendiri (sampai saat ini). Sehingga tidak heran untuk mata kuliah tertentu setiap mahasisa harus mengulang berkali-kali sampai enam kali dalam  enam tahun perkuliahan mereka.
Sampai sekarang, di dalam menyelesaikan masalah dalam kuliah, Dosen tidak menyampakai penyelsaiaan apapun. Kecuali Mereka hanya mencotohkan apa yang mereka ajarkan dan diselesaikan di depan kelas untuk masalah-masalah sederhan di depan kelas.Â
Untuk selanjutnya setiap mahasiswa semua harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang lebih rumit dan lebih susah di rumah masing-masing. Sehingga pada waktu itu saya membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan setiap soal-soal pekerjaan rumah. Rata-rata kami hanya mampu menyelesaikan satu soal dari tiga soal PR yang harus diselesaikan dalam satu minggu. Sehingga  butuh bantuan rekan lain untuk menyelesaikannya.
Dalam belajar saya harus menyelesaiakan satu masalah berulang-ulang. Saya butuh kertas banyak untuk menulis. Untung saja di dekat kampus terdapat kedai photocopy, mereka punya kertas sisa yang dibuang, dan halaman belakangnya masih bisa ditulis. Saya butuh 10 buah kertas untuk menulis ulang satu soal mekanika, dan mata kuliah lain, Setiap masalah saya tulis ulang 10 kali, setelah kertas-kertas tersebut saya buang.
Dalam belajar, saya tidak hanya melihat, mendengar, dan menulis ulang apa yang saya pelajari. Saya harus mengindentifiaksi satu-satu apa yang telah saya tahu saat itu, dan semua saya susun ulang dalam urutan tertentu, dan setelah itu saya interprestasikan menurut pemikiran saya.Â