Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Zona Perang Nuklir

4 Maret 2023   11:36 Diperbarui: 4 Maret 2023   11:40 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zona Perang Nuklir adalah wilayah yang terbentuk akibat dari dampak langsung dari serangan nuklir atau ledakan nuklir. Zona ini terdiri dari daerah yang mengalami kerusakan fisik dan radiasi, serta wilayah yang terpengaruh oleh dampak ledakan seperti angin, gempa bumi, dan tsunami. Zona perang nuklir dapat terjadi akibat dari konflik militer yang melibatkan senjata nuklir. Sebuah ledakan nuklir dapat menghancurkan banyak kota dan wilayah dalam tempo yang sangat singkat.

Negara-negara yang memiliki senjata nuklir termasuk Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris, India, Pakistan, dan Korea Utara berkemungkinan akan terlibat langsung atau tidak langsung ketika perang nuklir terjadi. Dampak dari perang nuklir sangat mengerikan dan parah. Kekuatan ledakan nuklir bisa menghancurkan banyak bangunan, membunuh banyak orang, dan menciptakan kerusakan jangka panjang pada lingkungan. Radiasi yang dilepaskan oleh ledakan nuklir dapat menyebabkan banyak kematian, berbagai jenis kanker dan penyakit lainnya akan bermunculan. Membunuh banyak hewan, dan mematikan tumbuhan yang akan berdampak kepada kelaparan jangka Panjang.

Bagaiamanapun perang nuklir diupayakan jangan sampai terjadi. Diperlulkan usaha yang dilakukan untuk mencegah zona perang nuklir, dengan cara menyelesaikan konflik dengan cara damai dan bekerja sama untuk mengurangi jumlah senjata nuklir. Ada usaha untuk memperkuat perjanjian perlucutan senjata nuklir. Sementara bagi individu diperlukan usaha untuk membantu mencegah zona perang nuklir. Individu dapat membantu mencegah terjadinya perang nuklir dengan menyuarakan kepedulian mereka kepada pemerintah dan mengajukan tuntutan untuk penurunan senjata nuklir. Selain itu, setiap orang dapat menyebarluaskan informasi tentang bahaya senjata nuklir dan dampaknya bagi manusia dan lingkungan.

Tidak seorangpun tahu kapan perang nuklir terjadi, namun dilain pihak di mana perang nuklir terjadi tidak susah diprediksi dari situasi geopolitik dan ekonomi antara negara-negara yang berseteru. Oleh karena itu, dalam situasi ancaman perang nuklir, penting untuk mengetahui dan memahami wilayah-wilayah yang berpotensi dan bermungkinan menjadi sasaran dan wilayah yang terlibat langsung dengan perang nuklir. Sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya ledakan senjata nuklir dan mengambil langkah-langkah untuk memperkuat perjanjian perlucutan senjata nuklir antara negara-negara yang berseteru.

Secara umum, zona perang nuklir dapat dibagi menjadi empat bagian, atau empat zona yaitu: zona bahaya perang nuklir, zona bahaya bersyarat, zona aman bersyarat, dan zona aman nuklir. Zona-zona itu terkait dengan tindakan strategis yang harus dilakukan jika terjadi perang nuklir. Tentunya upaya-upaya untuk melakukan evakuasi, dan perpindahan dalam skala cepat dalam hitungan jam dan hari. Bagaimanpun kita harus menyisakan satu zona yang dapat menjadi tempat untuk berlindung untuk sementara ketika perang nuklir terjadi. Tidak menjadikan atau mengasumsikan seluruh permukaan bumi terkena dampak perang nuklir. Sehingga tidak ada upaya untuk melakukan penyelamatan diri, dan tetap berada ditempat dan tidak melakukan apapun sama sekali. Menerima nasib buruk.

Zona bahaya perang nuklir, Zona I  terjadi pada wilayan antara Amerika Serikat dan Rusia, salah satu atau keduanya. Negara-negara tersebut merupakan pemilik senjata nuklir terbesar di dunia. Kedua negara ini selalu berada dalam kondisi perseteruan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada ancaman perang nuklir. Negara-negara ini memiliki banyak sasaran strategis yang mungkin menjadi target serangan nuklir, seperti pusat pemerintahan, pusat industri, dan pangkalan militer, dan itu hampir berada di seluruh wilayah negara tersebut. India dan Pakistan dan dapat saja terlibat pada perang nuklir. Kedua negara tersebut selalu berseteru, dan pernah terjadi konflik bersenjata antara kedua negara pada tahun 1999. Kedua negara ini memiliki senjata nuklir dan memiliki banyak sasaran strategis yang mungkin menjadi sasaran serangan nuklir. Timur Tengah juga berpotensi terjadi perang nuklir antara Iran dengan Israel. Timur Tengah merupakan daerah yang kompleks secara politik dan memiliki banyak konflik yang belum terselesaikan. Iran memiliki program nuklir dan Israel telah membangun senjata nuklir. Ada juga konflik di Suriah dan Irak yang dapat memicu ancaman perang nuklir. Asia Tenggara juga termasuk zona perang nuklir. Perang nuklir bisa jadi terjadi di wilayah ini, konflik antara negara yang memiliki senjata nuklir atau program nuklir, seperti Korea Utara dan China. Terdapat sasaran strategis yang mungkin menjadi sasaran serangan nuklir, celakanya konflik akan terjadi di laut dan di daerah kepulauan. Bagaimanapun China telah membangun pangkalan militer di Laut China Selatan , dan keberadaan kapal-kapal perang dari Amerika Serikat, dan NATO di wilayah tersebut.

Negara-negara sangat dekat secara ekonomi antara negara-negara yang bersiteru, demikian juga dengan politik dan geopolitik dengan negara-negara yang mempunyai senjata nuklir termasuk merupakan wilayan zona I. Sehingga kemungkinan menjadi sasaran perang nuklir bisa jadi menjadi sebuah kemungkinan. Secara umum daerah-daerah yang termasuk wilayah yang sangat berbahaya adalah daerah yang telah konflik di Ukraina secara keseluruhan. Termasuk yang terlibat terhadap pasokan senjata, upaya politik, militer, dan ekonomi yang menekan Rusia, China, Iran secara langsung dan negara ini juga dijadikan target serangan. Bagaimanapun setiap negara pasti berupaya agar musuh tidak sempat meluncurkan rudal nuklir, atau mengirim senjata nuklir melalui rudal, pesawat terbang, dan kapal laut, serta kapal selam. Mereka harus diserang lebih dahulu baik secara langsung atau hal-hal yang dianggap mendukung kea rah hal tersebut. Bagaimanapun gudang-gudang, dan silo-silo peluncuran, serta pelabuhan udara dan laut menjadi tujuan utama untuk di serang.

Negara-negara atau kota-kota yang menjadi perhatian secara geopolitik dari pemimpin negara yang bersiteru patut diperhatikan; seperti Washinton, London, dan Brussel, kota-kota ini pernah keluar langsung dari mulut Vladimir Putin pada saat pembicaraan senjata nuklir. Negara-negara seperti di Eropa, Amerika Utara, Jepang, Australia, dan Selandia Baru pernal dicetuskan oleh Dmitry Medvedev ketika berbicara tentang senjata terkuat dari Rusia, tentunya senjata nuklir. Secara umum negara-negara tersebut dapat dipandang sebagai negara-negara Zona I, disamping Rusia, Cina, Ukraina, Belarusia tentunya.

Negara-negara Zona I merupakan target utama diserang pertama kali, dan itu dalam jumlah besar. Bagaimanapun taktik dan strategi perang modern yang melibatkan rudal balistik jarak jauh dan atau dekat. Tidak akan meluncurkan satu atau dua rudal, akan tetapi diluncurkan puluhan dan sampai ratusan dalam waktu yang bersamaan. Strategi ini dipakai untuk mencegah kegagalan target menghancurkan musuh. Ketika serangan yang dilakukan secara masiv, dua atau tiga rudal pasti dapat mengenai sasaran dam mencapai target, dan meledak. Satu hal yang harus diketahui. Tapi satu hal yang patut disyukuri ketika terjadi perang nuklir skala penuh, maka mereka tidak akan menyerang di manapun selain negara yang mereka dijadikan terget. Bagaimanapun yang membiaskan serangan kepada pihak atau target lain akan mengakibatkan kegagalan dari serangan utama dari pertempuran tersebut.

Zona II mengacu pada negara-negara yang terletak di dekat negara-negara Zona I dan dianggap sebagai daerah yang berpotensi berbahaya bersyarat. Kedekatan geopolitik, serta kedekatan geografis, menjadi perhatian, karena negara-negara ini secara langsung terpapar radiasi ledakan nuklir. Negara-negara tersebut berbatasan langsung dengan Rusia, seperti Kazakhstan, Azerbaijan, Armenia, dan lain-lain. Di pihak NATO, negara-negara seperti Jepang, Australia, dan mungkin Selandia Baru, jika tidak diklasifikasikan sebagai Zona I, dan berada dalam situasi yang sama dengan Rusia. Negara-negara ini secara ekonomi dan politik terkait erat dengan negara tetangga yang bermusuhan, meningkatkan kemungkinan menjadi sasaran perang nuklir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun