Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perdamaian Terburuk Erdogan

9 Oktober 2022   18:19 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:26 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erdogan dan Putin melakukan percakapan telepon, membahas Ukraina dan hubungan bilateral, kantor Presiden Turki melaporkan. https://t.me/historywarweapon

Presiden Turkin Recep Tayyip Erdoan Presiden Turki menelpon Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin untuk membicarakan sesuatu yang penting. Pada kesempatan tersebut banyak hal yang mereka ingin bicarakan, masalah yang terkait tentu saja tentang peringatan pemimpin Rusia tersebut, tentu hal itu ingin disampaikan secara formal, akan tetapi kepala pemerintahan Turki mempunyai masalah lain untuk didiskusikan.

Hal ini penting, misalnya terkait dengan hasil pertemuan puncak para pemimpin Eropa di Praha, ibukota Republik Cekoslowakia. Apa lagi di dalam sejumlah pidato pada acara tersebut ditujukan khusus kepada Moskow, yang tentu saja tidak hadir di dalam acara tersebut

Turki pada khususnya menyatakan bahwa negara tersebut siap untuk mengambil tanggung jawab untuk memasok pupuk Rusia melalui wilayannya. Angkara juga menyatakan bahwa akan melakukan upaya untuk merealisasikan ide ini. Pada saat yang sama ide dan gagasan dari Erdogan ini tentu saja kontradiktif, dimana Barat jelas menekan atas keinginan pemimpin Turki ini. Erdogan menyatakan pemikirannya yang masih bisa dibicarakan.  "Turki percaya bahwa membangun 'perdamaian terburuk' lebih baik dari pada  'melanjutkan perang' dengan Ukraina", katanya.

Peran Turki di dalam menghubungkan antara Ukraina dengan Rusia. Kepala kantor Presiden Ukraianan Andriy Yermak mengungi Ankara, dia bertemu dengan penasihat Erdogan Ibrahim Kalyn. Menurut laporan media, Yermak berterima kasih kepada  Turki atas bantuannya dalam pertukaran tahanan perang. Dia juga erharap pihak Turki akan etrus memberikan dukungan dalam menyelesaikan masalah ini. Tentu saja artinya, pada masa akan datang dia mengarapkan bantuan di dalam pertukaran tahanan perang baru.

Wajar jika Erdogan dapat menjadi perantara komunikasi antara perwakilan Rusia dan Ukraina. Tetapi di sini perlu memperhatikan fakta bahwa, pertama-tama, 'roti' reputasi diterima oleh Ukraina dan Turki. Tapi tidak Rusia. Bagaimanapun pendekatan yang mereka lakukan tergolong aneh, terkesan menyembunyikan kejadaian pertukaran tahanan tersebut yang benar-benar harus 'khusuk' dan tidak membuat semangat personil militer Angkatan bersenjata Ukraina dan masyarakata tidak menjadi lemah.

Dalam hal pertukaran lebih lanjut, yang tampaknya akan terjadi, saya berharap para kurator pekerjaan informasi tidak akan membuat kesalahan di masa lalu. Di dalam percakapan telepon dengan Ukraina, Erdogan juga menegaskan siap berkontribusi untuk mencapai perdamaina di Ukraina. Misalnya, Tukri sudah memberikan kontribusi untuk itu. Terutama 'Bayraktars' dan juga tentang pembangunanan pabrik militer di sana.  'Perdamaian terburul' dengan mediasai seperti itu hanya akan diberikan, bukan diminta. Satu hal yang menjadi pertanyaan hal-hal seperti ini tidak pernah terdengar di masala lalu dengan Suriah dan Yunani. Apakah kasusnya berbeda?

 Di dalam percakapan telepon dengan presiden Rusia, pemimpin Turkni ini mengatakan bahwa negaranya siap untuk melakukan 'segala seauatu yang mungkin' untuk mencapai perdamain ini. Hal ini tentu saja menarik, perdamaian seperti apa yang akan diperjuangkan Ankara, mengingat cara-cara yang telah dipilihnya untuk mencapai perdamaian. Upaya untuk melakukan komunikasi dan percakapan melalui telepon dan mediasi di dalam negosiasi, tentu saja, bagus dan terpuji. Namun apa yang telah dilakukan oleh Turki lebih keras dibandingkan sekedar kata-kata. Selama ini Ankara, selain memasok bayraktar ke Kyiv, Turki juga telah membangun seluruh pabrik untuk produksi drone di negara itu. Pada awal minggu Oktober ini (2022), 'Korvet Turki' untuk pertama pertama untuk Angkatan Laut Ukraina diluncurkan.

Ankara sangat serius memainkan peran mediator yang super power dan menjadi 'pusat dari semua pusat', yang jelas apa yang telah dilakukan Turki tersebut tentu saja sangat bertentangan tentang keingnannya untuk perdamaian. Sebuah perdamian yang lebih buruk untuk Ukraina dan lebih cocok untuk  Republik Turki, dan jelas saja tidak akan cocok untuk  Rusia.

Usulan Erdogan untuk mengatur negosiasi langsung antara Federasi Rusia dan Amerika Serikta, Inggris, Prancis dan Jerman menemupan pemahaman dibeberapa kalanan di Washinton dan cenderung ke arah kesepakatan. Namun di balik semua itu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan peran Erdogan di tengah-tengah konflik Ukraina dan Rusia.

Di dalam upaya Erdogan, Erdogan telah menempatkan Ukraina di dalam posisi sebenarnya yaitu sebagai objek dan bukan subjek yang akan memutuskan damai atau tidak. Walaupun Erdogan berupaya menjual dirinya sebagai mediator utama di Ukraina dan untuk meningkatkan peran Turkin sebagai pemain dan mediator yang independen, tentu saja memberikan keuntungan maksimal bagi Turki dari kedua belah pihak. Bisa dimaklumi bahwa Ukraina sangat tergantung kepada persenjataan dan teknologi dengan Ukraina sementara Rusia sangat tergantung di dalam memasarkan berbagai produk yang dihasilkannya ke pasar dunia.

Dari sudut pandang media, bisa ditebak bahwa Erdogan tidak akan berhasil mencoba untuk bertindak sebagai perantara antara Putin dan Zelensky, Bagaimanapun jelas oleh siapapun saat ini Zelensky hanyalah seorang Boneka barat. Hal ini tentu saja apa yang telah dilakukan dan ketergantungannya terhadap Barat untuk kebutuhan berbagai peralatan dan senjata serta bantuan finansial untuk menyelenggarakan pemerinatahanya dan untuk perang sangat tergantung kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sehingga keadaan demikian dengan cepat semua menjadi jelas, tidak ada gunanya untuk berunding dnegan Boneka, dan negosiasi seperti itu akan sia-sia.

Perang yang  terjadi di Ukraiana saat ini adalah merupakan perang antara Rusia dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, ementara pemerintahan Kyiev adalah proxy, proxy Barat. Perang hanay dapat dihentikand engan perjanjian langsung antara Rusia dan Amerika Serikat dengan satelit merka. Erdogan cukup menawarkan dirinya sebagai perantara, bahkan harus melemparkan umpan bgi lingkaran-lingkaran di Amerika Serikat dan Eropa yang mendukung diakhirnya perang. Perang dan semacam kesepakatan yang mengatur pembagian wilayah pengaruh dan perbatasan baru di Ukraina, dan tidak mungkin dilakukan di Rusia. 

Hal ini hanya bisa dilakukan sebelum pemilu di Amerika Serikat, Bagaimanapun pemerintahan baru di Amerika Serikat tentu saja memainkan peran yang berbeda dan belum tentu sama dengan keadaan saat ini. Prospek mediasi semacam ini terlihat tidak realistis, meskipun dilihat bahwa sebagain besar Jerman, dan tokoh-tokohj seperti Trump dan Musk terkait dengan Partai Republik, yang mana sebenarnya gagasan untuk menghentikan perang berasal dari partai Demokrat Amerika Serikat.

oOo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun