Sehingga dengan kemampuan PS PPI se-Indonesia, dan kesadaran akan visi  globalisasi yang sangat rendah dari kalangan profesional, praktisi, dan berbagai asosiasi yang terkait dibilang keinsinyuran di Indonesia peningkatan jumlah insinyur indonesia bisa dipastikan sangat kecil.Â
Sehingga bisa diperkirakan ketika cetak biru MEA berakhir tahun 2025 jumlah insinyur Indonesia tidak akan lebih dari 20.000 orang sementara kebutuhan minimal tidak kurang dari 850.000 orang.
Dengan kondisi demikian bisa dipastikan Republik Indonesia akan mengalami masalah besar. Mulai dari rendahnya pendapatan pajak, produksi yang sangat rendah, ekspor impor akan berkurang, pengangguran akan meningkat dan selanjutnya akan menimbulkan masalah sosial dan kelasungan hidup bangsa.
Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain adalah meningkatkan kesadaran visi globalisasi pada kalangan profesional, praktisi, dan asosiasi keinsinyuran Indonesia. Menyadari akan pentingnya untuk mematuhi UU No.11 tahun 2014, dan menyiapkan diri untuk mengikuti pendidikan profesi insinyur di PS PPI. Sehingga jumlah insinyur Indonesia dapat bertambah, dan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan bisa bersaing ditingkat ASEAN.
PS PPI yg telah berjalan dan telah memperoleh izin dari Kementerian Ristel Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) serta yang telah izin Rektor bagi PTNBH sebanyak 21, dan yang telah menghasilkan lulusan sebanyak 22 Perguruan Tinggi dari 40 Universitas yang diberi mandat oleh Kemenristek-Dikti tanggal 11 April 2016 yang lalu. Dalam tiga tahun PS PPI berjalan lambat.Â
Support dari kementrian terkait sangat rendah, perhatian, dari PII pun sebatas pemberian nota kesepakatan kerjasama (MOU). Sementara Perjanjian Kerja Sama antara lembaga tersebut masih terdapat kendala dengan ketidakjelasan aturan kerja sama antar lembaga terkait. Walaupun implementasi percepatan insinyur Indonesia sangat rendah namun perguruan tinggi penyelenggara PS PPI tetap berjalan dengan pasti.
Cetak biru MEA tahun 2025 tinggal 6 tahun lagi. Kebutuhan akan insinyur Indonesia diperkirakan sekitar 26.500, jika dihitung rasio kebutuhan insinyur 1 per 10.000 penduduk Indonesia.Â
Dengan jumlah demikian maka dari 26 PS PPI yang telah diberi izin dan mempunyai SK pendirian saat ini maka masing-masing insitusi tersebut harus menghasilkan 170 insinyur pertahun. Jika hanya dari 40 universitas yg telah diberi mandat Kemenristek-Dikti 40 universitas maka masing-masing insitusi harus menghasilkan 120 insinyur tahun.
Sebuah usaha yang sangat keras harus dilakukan karena tiga tahun terakhir rata-rata lulusan per universitas yang telah diberi izin dan punya SK 56 s/d 57 orang.Â
Jika target mengejar kuantitas sebanyak 26.500 orang insinyur di tahun 2025 tercapai dengn perhitungan kota sebesar Padang yang penduduknya sebanyak 1 juta, orang dibutuhkan 100 orang. insinyur, sedangkan kota sebesar Jakarta yang penduduknya 10 juta. Orang butuh insinyur 1.000 orang insinyur.
Sebuah target minimal insinyur yg mampu diproduksi oleh PS PPI sebelum tahun 2025. Sebuah rasio yang sangat rendah untuk kebutuhan negara sebesar Indonesia.Â