Â
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa hari lalu merilis hasil penelitiannya bahwa Bengkulu merupakan Pusat iklim dunia. Beritanya dapat diikuti di sini dan di sini. Penelitian tersebut melibatkan 6 peneliti  dari BPPT dan Jamstec Jepang.
Â
Beberapa statemen yang dikutip media tersebut:
1.Â
2.Â
3.Â
 Mari kita bedah.  1. Awan hujan terbentuk di Bengkulu dan menyebar ke seluruh dunia. Dalam dunia cuaca/iklim dipahami adanya sirkulasi atmosfer yang menjadi transport uap air keseluruh dunia. Sirkulasi tersebut hampir mirip siklus yang tidak ada ujung pangkalnya. Misalnya sirkulasi hadley dekat katulistiwa, di bagian bawah arus udara mengalir menuju ekuator. Dari ekuator terjadi pengangkatan ke lapisan atas yang selanjutnya mengalami divergen, adanya menuju ke utara dan ada yang ke selatan kemudian turun di daerah subtropis. Dari subtropis, kemudian massa udara tersebut bergerak ke ekuator. Demikian seterusnya. Jika kalau sumbernya dari bengkulu, lalu massa udara yang masuk ke bengkulu berasal dari mana ?Â
 2. Pada umumnya awan yang terbentuk berupa awan Cumulonimbus (cb)Sepertinya ini bukan hal yang istimewa, di sepanjang ekuator memang sering terbentuk awan CB. Tidak hanya di Bengkulu ! Dapat di amati  pada Gambar 1 di atas, bahwa hujan (Cb) terjadi di sepanjang ekuator. Lebih lanjut dapat dibaca pada PROSES FISIS PEMBENTUKAN AWAN DAN HUJAN TROPIS   3. Musim hujan dan kemarau karena pertemuan empat arus utama.Kita tahu memang ada hubungan timbal balik antara atmosfer dan lautan. Namun jika menyimpulkan bahwa arus laut sebagain pengendali  musim di Indonesia, lalu bagaimana dengan peredaran monsun baratan dan timuran yang silih berganti melewati Indonesia, termasuk Bengkulu. Catat ! termasuk Bengkulu. Lebih lengkap tentang angin monsun dapat dibaca di sini   4. Arah angin yang tidak biasa, di atas mengarah ke barat sedangkan di bawah ke timur.Sesungguhnya ini adalah hal yang biasa yang sudah dipahami oleh para meteorologist/climatologist.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H