Mohon tunggu...
Bang Day (BeDe)
Bang Day (BeDe) Mohon Tunggu... -

Meteorologis yang bekerja sebagai Klimatologis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bengkulu Pusat Iklim Dunia, Bagaimana Bisa?

1 Januari 2016   13:41 Diperbarui: 2 Januari 2016   16:53 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa hari lalu merilis hasil penelitiannya bahwa Bengkulu merupakan Pusat iklim dunia. Beritanya dapat diikuti di sini dan di sini. Penelitian tersebut melibatkan 6 peneliti  dari BPPT dan Jamstec Jepang.

 

Beberapa statemen yang dikutip media tersebut:

1. 

 

2. 

 

3. 

4
. 

 Mari kita bedah.  1. Awan hujan terbentuk di Bengkulu dan menyebar ke seluruh dunia. Dalam dunia cuaca/iklim dipahami adanya sirkulasi atmosfer yang menjadi transport uap air keseluruh dunia. Sirkulasi tersebut hampir mirip siklus yang tidak ada ujung pangkalnya. Misalnya sirkulasi hadley dekat katulistiwa, di bagian bawah arus udara mengalir menuju ekuator. Dari ekuator terjadi pengangkatan ke lapisan atas yang selanjutnya mengalami divergen, adanya menuju ke utara dan ada yang ke selatan kemudian turun di daerah subtropis. Dari subtropis, kemudian massa udara tersebut bergerak ke ekuator. Demikian seterusnya. Jika kalau sumbernya dari bengkulu, lalu massa udara yang masuk ke bengkulu berasal dari mana ? 

Gambar 1. Sirkulasi Hadley  (sumber gambar dari sini)  Statemen ini juga berlawanan dengan konsep MJO dimana awan konvektif di ekuator bergerak mengeliling ekuator. Jika sumbernya dari Bengkulu, tentunya MJO tidak pernah terjadi.  
 2. Pada umumnya awan yang terbentuk berupa awan Cumulonimbus (cb)Sepertinya ini bukan hal yang istimewa, di sepanjang ekuator memang sering terbentuk awan CB. Tidak hanya di Bengkulu ! Dapat di amati  pada Gambar 1 di atas, bahwa hujan (Cb) terjadi di sepanjang ekuator. Lebih lanjut dapat dibaca pada PROSES FISIS PEMBENTUKAN AWAN DAN HUJAN TROPIS   3. Musim hujan dan kemarau karena pertemuan empat arus utama.Kita tahu memang ada hubungan timbal balik antara atmosfer dan lautan. Namun jika menyimpulkan bahwa arus laut sebagain pengendali  musim di Indonesia, lalu bagaimana dengan peredaran monsun baratan dan timuran yang silih berganti melewati Indonesia, termasuk Bengkulu. Catat ! termasuk Bengkulu. Lebih lengkap tentang angin monsun dapat dibaca di sini   4. Arah angin yang tidak biasa, di atas mengarah ke barat sedangkan di bawah ke timur.Sesungguhnya ini adalah hal yang biasa yang sudah dipahami oleh para meteorologist/climatologist.
Gambar 2. Sirkulasi Walker (Sumber gambar dari sini) Contoh  sederhana adalah Sirkulasi Walker sebagaimana pada Gambar 2 di atas, di sekitar Indonesia arah angin di bagian bawah berasal dari barat dan di bagian atas berasal timur.  Lebih sederhana lagi mari kita lihat sirkulasi angin darat-laut. 
Gambar 3. Angin Darat-Laut (Sumber gambar  di sini)   Perhatikan Gambar 3 di atas, arah angin di lapisan bawah dan atas sungguh berbeda. Lalu, Bengkulu pusat iklim dunia ?Mungkin masih terlalu mengada-ada. Semoga hanya kesalahan pengutipan dari media.  Artikel asli diposting oleh penulis asli pada: http://climate4life.blogspot.co.id/2015/12/bengkulu-pusat-iklim-dunia-bagaimana.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun