Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup adalah Kristus, Mati adalah Keuntungan!

9 April 2022   09:15 Diperbarui: 9 April 2022   09:21 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Sabtu 9 April  2022

Yoh 11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 47 Lalu imam-iman kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata:"Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." 49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka:'Kamu tidak tahu apa-apa,  50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita 51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu. 52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. 54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain :"Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

Renungan

Kehadiran Yesus berefek bola salju. Gaya hidup-Nya, visi misi-Nya, sudut pandang dan cara pikir-Nya serba baik, positif, bernilai plus. Allah yang diwartakan-Nya sebagai Bapa yang kasih-Nya tak terbatas dan tanpa syarat, merangkul, menerima bersahabat, mengampuni dan menemani orang-orang yang disisihkan, yang dipandang sebagai bejatnya orang bejat, jahatnya orang jahat. Zaman-Nya adalah zaman hadirat Allah menjadi nyata dan hidup. Yang sakit, sembuh. Yang kusta, tahir. Yang lumpuh, berjalan, Yang buta, melihat.Yang bisu, berbicara, Yang mati, hidup. Seperti bola salju pada awalnya sebesar bakso tenis bergulir dari puncak gunung ke bawah semakin membesar, demikianlah pengaruh Yesus. Gerakan mengikuti Yesus makin lama makin besar.

Tetapi gerakan antipati yang menyertai, kebencian, penghambatan, penentangan, perlawanan, dan penyingkiran terhadap Yesus berefek bola salju pula. Semangat orang-orang Yahudi, Farisi, Saduki, tua-tua Yahudi, ahli-ahli Taurat, imam-imam dan imam kepala agama Yahudi untuk membunuh Yesus juga semakin besar, liar dan bar-bar.

Suasana bola salju kecintaan dan kebencian, simpati dan antipati terhadap Yesus yang semakin membesar itu terlukiskan dalam bacaan Injil hari ini. Lazarus, saudara Maria dan Marta yang telah beberapa hari mati itu, oleh Yesus dibangkitkan. Apa dampaknya?

Banyak  orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Dalam Yesus Nazaret, mereka  mengalami Allah yang benar-benar hidup dan nyata. Mereka dapat melihat, mendengar, meraba dan bergaul dengan Allah yang mengejawantah. Mereka mengalami apa yang sejatinya menjadi kerinduan umat manusia yang begitu mendambakan untuk dapat berelasi personal, intim mesra dengan-Nya

Namun ada juga yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Mereka lapor pada "Badan Reserse dan Kriminalisasi Ulama dan Agama" Yahudi. Lalu imam-iman kepala dan orang-orang Farisi memanggil "Bareskrimulag", .Mahkamah Agama untuk berkumpul. Institusi agama mulai terlibat dan dilibatkan.  Dasar hukum legal formal direka-reka dijadikan pijakan untuk membungkam dan menyikat Yesus, si penghujat Allah. Mereka mendengar dan melihat si pemuda lajang Nazaret berusia tiga puluh tahunan itu semakin hebat, membuat banyak mujizat. Mereka kawatir jika si gondrong itu dibiarkan, maka semua orang akan percaya kepada-Nya. Mereka akan kehilangan massa. Ceramah agama di lapangan tanpa kehadiran massa mana bisa?

Laporan ke Bareskrimulag segera ditindak lanjuti. Terlebih setelah Kayafas,  Imam Besar pada Majelis Ulama Yahudi tahun itu, ngompori  mereka:'Kamu tidak tahu apa-apa,  dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita!".  Suara kompor gas Kayafas menjadi titik start memulai hari  aklamasi sepakat bulat untuk membunuh Yesus.

Rupanya orang jahat itu juga kreatif. Mereka yang antipati terhadap Yesus, mencari segala cara dan jalan, melobi segala pihak ipoleksosbudhankamnaglingnasda dan menggunakan segala sarana medsos yang ada.

Dibentuklah gerakan "Aksi EmKaCe154". Aksi Emoh Kalah Cepat 154. Aksi besar-besaran untuk mengepung Yerusalem dengan tujuan tunggal membunuh si Manusia Kepenuhan Cinta, MKC. Pada Jumat 15 April 2022, jam 15-an dengan koordinator lapangan, korlap sejumlah 154 orang pentholan Front Pembela Yahudi, mereka harus mengeksekusi aklamasi Majelis Ulama Yahudi bahwa Yesus mesti mati.

Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi. Yesus mengundurkan diri ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim. Bagai induk ayam yang melindungi anak-anaknya, Yesus tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Yesus mempersiapkan hati dan mental murid-murid-Nya. Padang gurun keganasan, kebuasan, keliaran, kekerasan hati yang mengubah manusia jadi serigala yang full pol kebencian kesadisan, kebengisan dan kekerasan siap menerkam dan mencabik-cabik tubuh-Nya dan mencerai beraikan murid-murid-Nya akan tergelar sepekan di depan.

Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat. Mirip Lebaran banyak orang Yahudi pada mudik ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Aksi EmKaCe 154 mulai menyusup sana sini, bergerilya, menghasut, memanipulasi, menyebar hoaks. Lewat medsos, tagar #sateMKC merayap menuju puncak dalam jagat maya.Yerusalem mulai sumpeg dan pengap. Pergunjingan tentang kehadiran Yesus di "Lebaran" Yerusalem menjadi menu laris manis. 

Namun ada satu hal yang mereka lupakan. Semangat membunuh Yesus begitu kuat sehingga mereka tidak  memperhatikan kata-kata Kayafas pada penutup pernyataannya. Kayafas juga menyatakan bahwa Yesus mati untuk bangsa-bangsa, juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Apa maksudnya?

Kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus  berdampak luar biasa dahsyat bagi dunia. Meski murid-murid-Nya dan banyak pengikut-Nya dari zaman ke zaman disingkirkan, ditolak, dicerai-beraikan, dihambat, dikejar-kejar, ditangkap, diadili dalam pengadilan yang tidak adil, dipenjara, disiksa, dilumuri dan dipaksa menelan tinja, selamanya tidak akan pernah berhasil menyurutkan dan menghentikan pertumbuhan dan pertambahan kristianitas. Penderitaan dan penganiayaan karena nama Yesus justru semakin memurnikan imannya. Iman akan Yesus makin kokok berurat berakar. Nada dasar hidup kristianitas full syukur, sukacita, semangat, jadi berkat tidak jadi sumbang. Penderitaan dan kesukaran karena nama Yesus, sebagai orang kristiani tidak mampu menggoyang dan menggoncangkan hidup mereka. Bahkan melahirkan semboyan dahsyat "Bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Mati satu, tumbuh seribu!"

Begitukah kualitas kristianitas kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun