Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekerasan Tak Pernah Memperindah Kehidupan!

7 April 2022   08:33 Diperbarui: 7 April 2022   08:34 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Kamis 7 April  2022

Yoh 8:51 Sekali peristiwa  Yesus berkata, Aku berkata kepadamu:"Sesungguhnya barangsiapa menurut firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya:"Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya 53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 54 Jawab Yesus:"Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata : Dia adalah Allah kami, 55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya:"Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka:"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Renungan

Kemropok, anyel, jengkel, kesal, dkk, adalah sederetan istilah jawa  yang kiranya mewakili sikap tidak senang, tidak suka, tidak simpatik, benci, anti pati dan oposisi orang Yahudi terhadap Yesus, yang dianggapnya kemaki, keminter dan kementhus. Yesus dipandang sok tahulah!

Orang-orang Yahudi jengkel saat mendengar Yesus menyatakan bahwa barangsiapa menurut firman-Nya, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Mereka menyebut-Nya kerasukan setan. Sebab de fakto, Abraham dan para nabi  telah mati, namun Yesus kok begitu kemaki, berkata "barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Yesus dipandangnya begitu kementhus, membesarkan dan mengagungkan diri seperti katak darat kenthus. Berani-beraninya Yesus mendaku diri lebih besar dari Abraham  bapa leluhur yang telah mati! Gila benar Yesus ini. Nabi-nabipun telah mati, dengan siapakah Yesus  samakan diri? Lebih besarkah Yesus dari bapa Abraham dan para nabi?

Eh ternyata Yesus lebih nekat lagi. Yesus menegaskan  hal itu bukan untuk meninggikan diri sendiri. Memuliakan diri sendiri itu tidak berarti. Kemuliaan dari Allah Bapa itu jauh lebih bermakna. Allah, yang oleh orang Yahudi diklaim "Dia adalah Allah kami" sejatinya  tidak mereka kenali. Namun bagi Yesus, Allah mereka itu begitu dikenali-Nya. Berdustalah Yesus jika  berkata "Aku tidak mengenal Dia."  Demikian halnya dengan orang Yahudi. Mereka berdusta pula jika berkata "Aku mengenal Dia"

Bahkan pernyataan Yesus berikutnya, lebih seru dan serem lagi. Yesus menegaskan, "Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."

Makin gondok dan panaslah hati orang-orang Yahudi mendengar pernyataan Yesus itu. Dimata orang-orang Yahudi, Yesus bagai bayi kemarin sore. Masih muda, termasuk  belia, balita, belum banyak makan asam garam. Belum  berpengalaman kok menggurui. "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?", sergah ketus orang-orang Yahudi. Nylekit. Menyakitkan hati.

Namun Yesus makin menjadi-jadi. Nekat. Kerasukan Roh Kudus pasti. Bukannya roh jahat. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.", tegas-Nya lantang, sebagai  lelananging jagat. Pria lelaki sejati, menantang relung-relung hati.

Pikiran cupet, serba kulit, bungkus, lahiriah, cethek, dangkal, tidak mendalam, tidak mampu menembus batas permukaan atas. Mereka gagal mengunyah dan mengolah kebenaran sejati "sebelum Abraham jadi, Yesus telah ada". Kebenaran yang terpancar lewat frekuensi gelombang radio FM, tidak akan dapat ditangkap radio AM. Yang "muncul"  kresek-kresek, berisik seperti tas kresek, kemeresek, enthing, ringan, tak berbobot. Seperti klobot, daun jagung kering. Kemeresek, berisik dan ringan, tak bermutu. Klobotisme.

Menanggapi pernyataan "congkak" Yesus itu, orang-orang Yahudi yang berfrekuensi gelombang radio AM, bermental kresekisme dan klobotisme tidak mau kalah. Mereka makin beringas. Hingga habislah cadangan napas kelembutannyan,  berubah penuh amarah. Mereka jadi buas. Dengan tangkas, lantas  ambil batu untuk melempari-Nya. Kemropoknya memuncak. Mainlah kekerasan. Membuat relasi hati macet bundhet. Hidup jadi ruwet. Sudah mumet, tidak selamat. Ora slamet!

Kemudian Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. Kekerasan itu tak pernah memperindah kehidupan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun