Bacaan  Senin, 20 September 2021
Luk 8:16"Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. 17 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.Â
18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Renungan
Alex Noerdin, mantan Gubernur Sumatera Selatan, oleh penyidik Kejaksaan Agung di tahan di Rutan Kelas I Cipinang Cabang Rutan KPK. Alex Noerdin ditetapkan sebagai tersangka terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi pembelian gas bumi oleh Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi Sumatera Selatan tahun 2010-2019 (lih. Kompas.com).Â
Sepandai-pandai tupai melompat, suatu ketika akan jatuh juga. Serapat-rapat menutup bau busuk, suatu ketika tercium juga. Becik ketitik, ala ketara. Kebaikan akan teridentifikasi, kejahatan akan terlihat. Inilah hukum kehidupan.
Bacaan Injil hari ini menarasikan pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya, terkait perumpamaan tentang pelita. "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya" .Â
Pelita, lampu, api, lilin, meski beda nama, namun sama dampaknya. Semuanya bersinar, bercahaya  menerangi, membuat terang benderang, menjadikan gamblang, "ketok cetha wela-wela", jelas dan benar.Â
Maka demi fungsinya yang demikian, wajar benda-benda itu diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, adalah tidak masuk akal, bertentangan dengan yang dimaksudkan keberadaannya.
Dengan perumpamaan itu, para murid Yesus mendapatkan identitas diri sebagai pelita. Supaya semua yang orang yang masuk ke rumah, berelasi, bergaul, hidup bersamanya dapat melihat cahaya kebenaran.Â
Sikap, perilaku, tutur kata tindakan dan opsi hidupnya yang membuat kebenaran menampakkan diri, sejatinya menempatkan murid-murid Yesus pada posisi berkualitas tinggi, luhur, mulia. Pelita dirinya berfungsi sebagaimana mestinya, bercahaya dan bersinar.