Siapa tinggal bersama Allah yang benar, dijamin mengalami keselamatan sejati sekalipun berhadapan dengan bahaya kematian. Ia akan mengalami apa yang Yesus sudah alami "terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah"
Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagaimana perayaan hari suci Mikraj Yesus dan Idul Fitri? Lebih berwarna budaya ataukah religius spiritual? Mulai hari ini adakah perubahan besar-besaran, pertobatan, perbaikan hidup pribadi dan bersama? Mulai hari ini semakin terasakah  berkurangnya tutur kata nyinyir, sikap perilaku dan pilihan-pilihan tindakan suka kekerasan, kelaliman, permusuhan, korupsi, kepalsuan, kebencian, persekusi, provokasi, dan lain-lain yang kiblatnya kengawuran dan kejahatan? Sungguhkah umat yang merayakan hari suci membangun peradaban kasih tanpa batas, membangun budaya kehidupan. Mulai hari ini nampakkah tanda-tanda bakal terjadinya tsunami suka kebenaran, keadilan, kelembutan, belas kasih, persaudaraan, toleransi sikap hormat dan menghargai perbedaan, junjung tinggi martabat kemanusiaan? Berhasilkah mereka merayakan hari suci?
Yang bersungguh merayakan hari suci, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas, hidup penuh syukur,  sukacita, semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Berhari Suci.
Selamat Idul Fitri 1442 H dan selamat  bermikraj bersamaYesus!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H