Bacaan, Kamis,13  Mei  21
Mrk 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 19 Â Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Hari ini, Kamis 13 Mei 2021, umat kristiani dan umat muslim yang mengacukan imannya pada Bapa Abraham bersamaan merayakan hari sucinya. Umat kristiani merayakan Mi'raj Yesus, kenaikan Yesus ke surga. Umat muslim merayakan  Idul Fitri, hari kembali ke fitrahnya setelah sebulan berpuasa Ramadhan.
Dalam buku "Percikan Filsafat", Drijarkara berbicara tentang Psikhologi hari suci. (hal. 190-192). Beliau menegaskan bahwa dengan berhari suci manusia memandang dirinya dalam pertemuan dengan Tuhan, menerima Tuhan yang menyatakan diriNya. Karena hari suci berarti bersatu dengan Tuhan, maka manusia memandang dirinya dalam bahagia.Â
Dia mengesampingkan pekerjaan. Dia mau hidup dalam kepenuhan dari Tuhan. Digunakannya pakaian  indah, dinikmatinya makanan lebih mewah, diadakannya hiasan-hiasan, penerangan yang lebih bercahaya, kesemuanya itu adalah ekspresi dari bahagia yang dialaminya. Kesemuanya  adalah sinar dari bahagianya. Dalam bahagia yang dirasakan itu orang mengerti, bahwa terdapat sesama manusia. Dia harus bersikap penuh cinta kasih. Dia melihat  dirinya sedang berdekatan dengan Tuhan,  tidak boleh ada rasa benci, ada rasa marah, ada dendam. Dihadirat Tuhan semua itu harus lenyap.  Itulah sebabnya dia memaafkan dan minta maaf  juga
Hari suci adalah hari perjumpaan, persatuan, dekat dengan Allah. Persatuan dengan Allah, bersatu dengan sumber dan tujuan sejati kehidupan, membuatnya bahagia, sukacita Karena Allah yang benar, Â kudus, kasih-Nya tanpa batas, menjadikan dia kudus dan menghantarnya kepada sesama untuk mengaktualkan kasih-Nya. Bersatu dan berjumpa dengan Allah mengubah hidupnya untuk bersatu dan menjumpai sesamanya.
Hari suci adalah hari keselamatan. Keselamatan yang nampak dan terasa. Ada perubahan gaya hidup  pribadi maupun bersama. Dari pola pikir, sudut pandang, cita-cita, keprihatinan yang berpusat pada kepentingan diri atau kelompok menjadi berkiblat pada kepentingan liyan, universal. Dari sistem relasi, aturan main, tatanan dan struktur berbagai segi hidup bersama, ipoleksosbudhankamnag yang beraroma dosa, tidak adil dan diskriminatif produk manusia pendosa, mesti ditinjau dan dilihat lagi untuk disucikan  dalam rangka mengikuti Allah yang benar, kudus kasih-Nya tanpa batas. Keselamatan yang berdampak. Ada pertobatan, metanoia, perubahan dan pembaharuan paradigma kehidupan  pribadi dan bersama.
Hari suci mesti menjadi titik start membongkar bangunan hidup lama yang cenderung  mengikuti kuasa kegelapan, kuasa setan, budaya kematian. Seperti tutur kata nyinyir, sikap perilaku dan pilihan-pilihan tindakan suka kekerasan, kelaliman, permusuhan, korupsi, kepalsuan, kebencian, persekusi, provokasi, dan lain-lain yang kiblatnya kengawuran dan kejahatan. Sekaligus titik awal memulai membangun hidup baru, membangun peradaban kasih tanpa batas, membangun budaya kehidupan.
Itulah resiko sejati merayakan hari suci. Betapa penting dampak hari suci, hari perjumpaan dengan Tuhan, Yesus mengutus muridNya untuk menebar dan menabur kabar suka cita keselamatan. "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk". Keselamatan dalam nama Yesus ditawarkan dan diwartakan. Berhadapan dengan warta dan tawaran ini, tidak ada sikap netral.Â
Orang mesti menerima atau menolak. "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  Siapa yang menerima keselamatan Yesus dirasuki, dan dikuasai oleh Allah sendiri. Siapa bersatu dan bersama dengan Allah yang benar, Allah turut bekerja meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya  "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh".Â