Mohon tunggu...
Budi Brahmantyo
Budi Brahmantyo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aktivis geotrek; koordinator KRCB (Kelompok Riset Cekungan Bandung)'penulis buku "Geologi Cekungan Bandung" (Penerbit ITB, 2005), "Wisata Bumi Cekungan Bandung" (Trudee, 2009) dan "Geowisata Bali Nusa Tenggara" (Badan Geologi, 2014), dan "Sketsa Geologi" (Penerbit ITB, 2016)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bicyclogue: Kembali ke Curug Malela (Kali Ini Pake Sepeda)

31 Oktober 2016   15:35 Diperbarui: 31 Oktober 2016   18:21 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Sekitar jam 3 sore semua akhirnya memasuki tempat loket wisata Curug Malela. Dalam kelelahan yang bahagia. Sebagian turun menuju Curug Malela tetapi hanya terhenti di platform pertama. Di sini memang pemandangan ke Curug Malela tampak asyik dan indah, tetapi masih jauh. Curug masih terlihat kecil. Hanya mas Bambang dan Edison (?) yang sempat turun pertama ke dasar curug. Saya, Asep dan Dian menyusul. Terakhir adalah Rahmat.

Platform I (foto: Teddy)
Platform I (foto: Teddy)
Curug Malela dikenal sebagai Niagara Kecil. Air Sungai Ci Dadap yang jatuh lebar yang menjadikan Malela disebut Niagara Kecil. Saat ini, di cuaca yang hujan deras tiap hari, debit airnya luar biasa besar. Semua lebar sungai dipenuhi air terjun. Jenis air terjun seperti ini digolongkan sebagai cataract, mungkin karena seperti tabir. Arusnya deras sehingga berbahaya untuk turun ke tepi sungai yang curam.

Curug Malela jatuh pada lapisan batupasir bersumber gunung api purba yang keras dari Formasi Saguling berumur Miosen Akhir (kira-kira 10 – 5 juta tahun). Lapisan ini terkorelasi dengan baik ke arah barat di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, yang kebetulan adalah tempat saya melakukan pemetaan geologi tugas akhir S1 di Geologi ITB di tahun 1987-1988.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Pukul 5 sore semua kembali ke Bandung. Membayangkan kembali melewati jalan macadam jahanam saja sudah membuat semangat menciut, tapi apa boleh buat. Akhirnya, mereka yang tadinya dengan gagah mau niteride, ujung-ujungnya memilih loading heheheh…. Mobil pick-up yang hanya dua menjadi penuh dan gowesernya berdesak-desakan di bak dan mobil lain. Hanya para marshall yang heroik saja yang meneruskan niteride: Usman, Cian, Betha, Bayu, Dian, dan Indra (siapa lagi ya?). Bravo!

Dan… semua tiba di rumah masing-masing di Bandung lewat tengah malam. Kacida.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun