[caption caption="upacara bendera 17-agustusan di Parupuyan +2.145 m dpl."]
Dan hal yang lebih menyedihkan lagi adalah saat jalur turun tiba di Curug Citiis. Penduduk setempat pintar menangkap peluang dengan membuka lapak menjual berbagai makanan ringan dan minuman, mulai dari gorengan tahu, bala-bala, es jus hingga teh atau kopi panas. Lalu… waduuuh! Sampahnya ditumpuk berserakan di sekitar warung di tepi aliran sungai Ci Tiis. Kotor. Tak ayal, sampah-sampah plastik itu masuk ke aliran sungai!
Saat para aktivis tiba di tempat ini, terlihat wajah mereka berubah keruh. Saya mengerti mereka bukan petugas kebersihan, sehingga mereka berlalu begitu saja melewati tumpukan sampah yang diproduksi lapak-lapak itu. Bagaimana mungkin mengeruk sampah yang bertumpuk itu.
Dari fakta ini, rupanya para pengotor dan penyampah di gunung itu sebagian besar disumbang oleh para penduduk setempat! Saya salut untuk para pendaki yang sebagian besar sudah peduli dengan kebersihan, meskipun sebagian lainnya belum (biasanya para pemula atau pendaki penggembira saja). Tinggal gerakan itu selain ditujukan kepada para pendaki, harus mulai menyentuh para penduduk setempat yang buka lapak di lereng-lereng gunung.
Tetap semangat. Keep our mountain clean!
[caption caption="Peringatan Hari Kemerdekaan ke-70 Indonesia di Puncak Paruhpuyan (foto: Ayu Wulandari)"]
[caption caption="barisan pendaki Guntur, menggelincir di lereng berkerikil lepas menuju Citiis"]
[caption caption="Merdeka! (harus merdeka dari masa-masa jahiliyah; sedikitnya mental membuang sampah sembarangan)"]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H