lingkungan, terutama sampah plastik yang keberadaannya diperkirakan akan terus meningkat. Untuk itu perlu dilakukan sebuah upaya yang dapat mendorong pengurangan dan pengolahan sampah plastik sebagai bentuk upaya menjaga lingkungan agar tetap bersih, aman, dan nyaman. Salah satunya dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam zero waste (5R) yakni refuse, reduce, reuse, recycle, dan Rot. Akan tetapi, saat ini masih belum banyak masyarakat yang menerapkan prinsip 5R tersebut. Oleh karena itu, dalam kegiatan Belajar Bersama Komunitas 4 Universitas Airlangga tahun 2024 di Desa Ngimbang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, mahasiswa berupaya untuk mendorong masyarakat agar menerapkan salah satu prinsip 5R yaitu reuse atau menggunakan kembali sampah dengan mengolahnya menjadi barang yang memiliki nilai guna.
Saat ini sampah masih menjadi permasalahan utama dalam pencemaranDalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas 4 (KKN BBK 4) Universitas Airlangga di Desa Ngimbang, Lamongan mengusung program kerja berupa sosialisasi dan pelatihan pembuatan ecobrick sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik sekaligus untuk memberdayakan masayarakat di Desa Ngimbang. Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis, 11 Juli 2024 dan diikuti oleh para tokoh di Desa Ngimbang seperti para ketua RT dan kepala dusun di Desa Ngimbang. Kegiatan program kerja ini dilakukan karena sampah di Desa Ngimbang masih berakhir di TPA Desa Sendangrejo atau dibakar oleh warga lantaran Desa Ngimbang masih belum memiliki TPA sendiri.
Ecobrick sendiri merupakan salah satu kreasi yang diciptakan dengan mengolah sampah atau limbah plastik menjadi suatu barang yang memiliki nilai guna maupun nilai estetika. Ecobrick seringkali digunakan sebagai bahan dalam membuat berbagai produk seperti furniture dan bahkan konstruksi bangunan. Adapun sampah plastik yang dapat digunakan antara lain: kresek, plastik kemasan minuman, sedotan, plastik deterjen, dan bungkus makanan atau snack (ciki-ciki). Adapun cara pembuatan ecobrick yakni sebagai berikut :
- Disiapkan sampah plastik bekas makanan atau minuman
- Menyiapkan bekas wadah botol plastik air mineral 600 ml dan 1500 ml
- Pastikan kondisi botol dan sampah plastik bersih dari sisa makanan dan minuman
- Potong kecil kecil sampah plastik hingga muat di dalam botol
- Isi botol dengan potongan sampah plastik kecil hingga botol menjadi padat dan keras
- Lalu satukan atau ikat botol yang sudah diisi plastik menjadi bentuk yang diinginkan, misalnya meja dan kursi
Para mahasiswa KKN BBK 4 Unair di Desa Ngimbang mencontohkan praktik pembuatan ecobrick di depan masyarakat agar masyarakat dapat memahami secara langsung dan ikut mempraktikkan pembuatan ecobrick dari sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna seperti meja dan kursi sehingga selain mengurangi keberadaan sampah plastik yang semakin meningkat. Kegiatan program kerja ini juga mendapatkan respon positif dari Masyarakat Desa Ngimbang, terlihat dari banyaknya Masyarakat yang hadir untuk mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan ecobrick. Selain itu, salah satu kepala dusun (Kasun) di Desa Ngimbang yakni ibu Suhartati selaku Kepala Dusun Katar yang memiliki antusias tinggi untuk menerapkan praktik pembuatan ecobrick ini kepada warga Katar dan berencana untuk mengadakan kompetisi hari kemerdekaan dalam pembuatan ecobrick dan selanjutnya bisa untuk dikomersialkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H