Mohon tunggu...
Bingar Bimantara
Bingar Bimantara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Mager

Seorang anak petani yang sekarang berjuang menjadi sarjana. Sering patah hati namun tak pernah putus harapan. Berusaha menyibukkan diri agar tidak luntang-lantung di kos.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Embah Sedang Cemburu dengan Tol Pak Jokowi

4 Januari 2019   23:06 Diperbarui: 4 Januari 2019   23:28 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau harus mengatur kebutuhan stok beras tiap panennya bersama Pak Slamet dan Pak Bejo. Bagaimana pula Pakdhe Jokowi memandang sebelah mata hal ini. Saya bisa memandang nawacita dan swasembada pangan hanya omong kosong saja. Pak Bejo hanya bisa pasrah. Pak kades juga tidak terlalu peduli dengan kondisi ini masih asik berdua dengan istri muda eh.

Bila jalan aspal ada di kampung, para peternak bebekpun dapat dengan mulus jalanya bila ada jalan yang lebih baik. Bebeknya jauh lebih tertib  tak takut terkena tilang ketika mencari makan kesawah. Emak dengan mudah mencari elpiji ke warung Embak Ima tanpa takut ban motor terselip. Ayam-ayam jadi sungkan mau berak di jalan, soalnya jalan sudah mulus. Bahkan mungkin akan lebih mulus dari paha artis drama korea.

Embah masih saja membayangkan jalan trans kampung yang ia idam-idamkan. Tak perlu menerobos semak dan ilalang bila ingin cepat kesawah. Tak perlu kerepotan bila musim panen datang. "Aspal saja pak Joko cukup 500 meteran, tidak sampai 1000 Km kok" ucapannya didepan televisi garuk-garuk punggung sesekali mengumpat kotor "Ojok omong tok" sambil menggerutu.

Ini adalah cerminan bagaimana pembangunan memang masih belum merata. Kesenjangan masih dapat dirasakan. Tidak usah berbicara dalam konteks wilayah perbatasan. Sebab di wilayah jawapun masih banyak kendala dan kekurangan. Wah kok jadi serius seperti ini, oke lanjut.

Meskipun kampung saya dan embah di Jawa. Lalu ada dan tiada Jalan Trans Jawa saya dan embah tak ada dampak berarti. Panen ya panen, cari rumput yang cari rumput, ngopi ya ngopi,  jalanya ya tetep bletok. Jalanya itu ancur kayak batu ginjalnya pak kades. Licin berlumpur apalagi deket kali, kepreset sedikit kecemplung kali hadeh.

Menurut analisis Embah yang setajam clurit jalan trans kampung ini akan menguntungkan dan bermanfaat. Tak ada mafia di kampung kecuali para tengkulak nakal. Sayang sekali Pakdhe Jokowi masih tetap pada programnya bahkan akan meneruskan sampai Banyuwangi. 

Namun Embah turut membayangkan bila Tol Trans Jawa ini melewati kampung. Akan lebih enak kalau lewat kampung. Banyak pedagang color atau bakso dipinggir jalan. Tak harus pergi Kampung sebelah untuk membeli bakso.

Kampung jadi ramai banyak kendaraan. Budhe kalau mau mencari rumput tak perlu blusukan lewat semak-semak cukup lewat jalan tol masuk gerbang dengan e-Tol. Namun Budhe akan sedikit mengeluh harus memakai helm tiap berkendara lewat Tol untuk mencari rumput disawah.

Namun embah getol. Gampang katanya bikin jalan beton kayak gitu kalau ada uang. Uangnya pinjaman orang asing, jauh gampang pinjam duit urusan balikin eh lupa. Sekarang mah gitu.

Embah masih terus berharap akan ada Jalan paving atau aspal di kampung, itulah harapnya. Tidak butuh sampai 1000 km. Tapi Embah hanya bisa pasrah bila tak kunjung dibangun. Ia menikmati jalan rusak berbatu, sekali kepreset bundas langsung kecemplung masuk kali wkwkwk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun