Mohon tunggu...
Bambang Purwanto
Bambang Purwanto Mohon Tunggu... -

Water supply engineer more than 30 years, men, indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

4 Hari Bernostalgia ke Jayapura Papua

2 Juni 2010   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:48 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4 hari bernostalgia ke Jayapura Papua

Perjalanan ke Jayapura dengan Garuda sekarang hanya 1 rute yaitu Jakarta-Makasar-Jayapura langsung tanpa transit di Timika (yang via Denpasar) atau transit di Biak (yang via Makasar) sekarang kedua rute tersebut dihapuskan. Perjalanan kerja penulis kali ini sekalian bernostalgia; pada Senin tanggal 24 Mei yang lalu kami berangkat jam 22.00 wib  dari Bandara Soetta lalu transit hanya sekitar 30 menitan dan pesawat langsung  ke Jayapura nonstop sehingga tiba di Bandara Sentani tanggal 25 Mei sekitar pukul 07an waktu setempat.

Bandara Sentani sudah banyak mengalami perbaikan, ruang tunggu bagasipun sudah ber "ac" sehingga udara sejuk menemani para penumpang yang nunggu barangnya keluar, setelah selesai urusan barang kami beriringan 2 mobil menuju Jayapura, dalam perjalanan menuju Jayapura kami sengaja mampir dulu ke Bukit Mc Arthur itu peninggalan Markas Besarnya Jenderal Mc  Arthur pada saat Perang Dunia II, waktu kunjungan penulis terdahulu disana masih tersisa para bekas barak militer maupun situs bersejarah lainnya, dan memang lokasi markas ini sangat strategis baik untuk mengawasi pendaratan pesawat udara maupun kapal2 laut yang akan menuju Jayapura, namun sayang pintu gerbang masuk terkunci jadi semua rombongan denga penuh kecewa tidak bias melihat bukti peninggalan sejarah PD II ini.

Perjalanan Sentani-Jayapura cukup jauh dan melewati beberapa daerah yang padat lalu lintasnya terutama di Abepura yang cukup sibuk,  jam 9an  kami baru bisa mulai check-in di Swiss Bel Hotel (merupakan hotel bintang 4 dengan prime area dimana hotel ini dibangun persis dipinggir laut sehingga akan sangat indah sekali apabila anda menginap dikamar yang menghadap laut).

Setelah istirahat jam 12 kami makan siang di hotel dengan menu ikan laut dan ada satu menu yang cukup menggoda untuk dicoba yaitu "Keladi Port Numbay" menu ini terdiri dari pure keladi ditambah lauk ikan dan cumi masak saos kuning. Nama Port Numbay ini adalah nama lain dari Jayapura yang sudah mulai diperkenalkan kembali, seperti dulu Propinsi Papua  ini bernama IRIAN yang artinya adalah Ikut Republik Indonesia Anti Nederland diperkenalkan tahun 1946 dan tahun 1956 dibentuk Propinsi Irian Jaya dengan ibukota Propinsi di Kota Tidore (sekarang wil Maluku Utara)  dan Gubernur pertamanya Abdin Syah (karena waktu itu penjajah Belanda masih bercokol dibumi Papua) ini sekedar mebgingatkan generasi sekarang lho.

Setelah makan dilanjutkan acara wisata keliling Jayapura maklum acara kerjaan baru mulai besok, tempat pertama yang kami kunjungi adalah "pasar Hamadi" itu lho pasar yang jual barang kerajinan asli penduduk Papua misalnya patung Asmat, Koteka, lukisan kulit kayu (kulit kayu ditumbuk dan dilukis dengan cat asli yang terbuat dari kapur untuk warna putih, bermacam warna yang berasal dari perasan kulit kayu dan tanah) dan banyak pernak pernik lainnya.

Masih dalam rangka  mencari sovenir tujuan berikut adalah batik Papua boleh lho kalau anda ke Jayapura nanti bawa oleh2 batik papua sekalian untuk promosi lokasi di Ruko belakang Gelalel, disini tersedia beraneka corak asli baik yang terbuat dari katun maupun sutra asli, tinggal pilik corak, warna dan materialnya harga cukup bersaing yang katun  bahan baju pendek Rp. 125.000an yang sutra 1 stel Rp. 350.000an cukup murah bukan?.

Kawasan ini punya Danau Sentani yang masih cukup perawan (belum dimanfaatkan optimal) saya kira danau ini akan menjadi sumber air minum yang potensial untuk 25 tahun kedepan nanti, ataupun bisa dijadikan arena wisata yang cukup menjanjikan, namun kiranya perlu dipertimbangkan  penggunaan untuk "pembudidayaan keramba ikan" yang berpotensi mencemari lingkungan nantinya.

Ada buah "matoa" buah khas Papua seperti kelengkeng tapi aromanya seperti durian yang bisa juga dijadikan buah tangan kalau anda beruntung kesana pada saat musim berbuah.

Ada yang bilang kalau ke Papua belum ke Wamena berarti belum ke Papua, perjananan kesana cukup ditempuh 1 jam naik pesawat, pagi p[ergi dari Bandara Sentani dan sore hari bias pulang kembali, saya kira ada benarnya karena  di Wamena-lah kita bisa menjumpai saudara kita yang masih memakai "koteka" dan di angkot kita bisa duduk berdempetan antara yang pakai koteka dan celana jin he he he, dan udara Wamena yang dingin menyebabkan sebagian penduduk asli mandi dengan lemak babi untuk mengusir hawa dingin, di pasar Wamena anda akan menjumpai buah merah yang dipercaya dapat menyembuhkan kanker.

Di Aikima diluar kota Wamena kita menonton mumi dengan syarat membayar Rp. 200.000an, mumi dibuat dengan mengasap jasad manusia setelah dikeluarkan isi bagian dalam tubuhnya, lalu diasap beberapa lama.

Beberapa nama2 kawasan di Jayapura masih mengait peninggalan PD II misalnya APO (American Post Office) dan Dok 2,4,6 dst ada pula Base G ( baca besji; pantai dengan pasir putihnya yang saying belum terawatt dengan baik), juga didaerah Hamadi ada situs bekas Pendaratan Pertama Tentara Sekutu bahkan dulu masih ada saksi rongsokan tank sekutu segala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun