Diriku adalah orang pertama yang harus mendapat perlakuan istimewa. Ketika bersedih, aku orang nomor satu yang harus bertanggung jawab. Ketika terluka, aku dokter ahli yang akan menangani sakitku sendiri. Di dalam benakku. aku, aku dan aku yang teristimewa.
Banyak alasan untuk tetap tersenyum. Sedikit sekali alasan untuk menuangkan air mata ini. Lalu, bagaimana caranya untuk tetap tersenyum?Â
Tentang air mata yang tumpah kemarin sore, tatapan orang-orang yang membenciku, penghinaan terhadap keluarga miskin di pinggiran desa, hubungan percintaan yang diakhiri secara sepihak dan beberapa kesempatan pahit lainnya. Ini tidak lainÂ
Agar kita terus berusaha melukis senyum di wajah yang merindukan tawa yang membahagiakan.
"Hari ini kamu sudah berusaha, hari ini pula kamu harus tersenyum. Aku akan mengiburmu dengan leluconku, tersenyumlah dan bersemangatlah kembali. Aku dan semua makhluk di bumi ini menyayangimu. Ada banyak cara untuk sembuh dari setiap luka yang kamu terima. Salah satunya adalah menerima luka itu dengan hati yang lapang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H