Kebenaran di tegakkan atas hubungan antara satu putusan dengan putusan-putusan lainnya yang telah di ketahui dan di akui kebenarannya terlebih dahulu. Pembuktiannya didasarkan pada teori koherensi adalah ilmu matematika. Contohnya, ketika berjanji akan bertemu jam 14.00 WIB. Maka ketika tidak menepati janji itu. maka di katakan ia telah melanggar teori kebenaran. ingat! besok adajanji jam 14.00 WIB.
3. Teori pragmatisme
Benar atau tidaknya suatu ucapan, dalil atau teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Umpamanya, payung itu benar bila di gunakan pada waktu hujan atau panas. Payung salah jika di gunakan pada saat mendung. Teori ini lebih memfokuskan pada manfaat saja. Teori ini mengantarkan orang-orang kepada prinsip habis manis sampah di buang.
4. Teori kebenaran otoritas
Dalam teori ini, kebenaran di tentukan oleh penguasa yang berwenang (pemegang otoritas). Jika tidak sesuai dengan kehendak pemerintah maka itu di nilai salah. Contohnya, di Indonesia mewajibkan pejalan kaki untuk berjalan di sebelah kiri. Sementara Korea Selatan dan beberapa negara Eropa mengharuskan pejalan kaki berjalan disebelah kanan. Jalannya yang benar ya. Dek!
5. Teori kebenaran performatif
Teori ini beranggapan bahwa sesuatu di anggap benar apabila bisa di lakukan. Misalnya, menjemur pakaian di bawah terik matahari, mengambil air di tepi sungai dan lain sebagainya. Yang penting ia bisa di lakukan, teori ini menolak keras sesuatu yang mustahil untuk di lakukan seperti menegakkan benang basah, mencari jarum di tumpukan jerami.
6. Teori kebenaran komunitas