Mohon tunggu...
Kiara Oktaviari
Kiara Oktaviari Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak yang dapat di akibatkan oleh sampah sandal jepit

28 Oktober 2024   23:05 Diperbarui: 5 November 2024   12:21 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tahu tentang masalah sampah yang rumit di sekitar Bali. Saat ini saya membahas mengenai sesuatu yang hampir sering saya temukan [sandal jepit] benda tersebut adalah hal yang sangat sulit untuk didaur ulang dan salah satu hal yang paling tidak ekologis yang dibuang secara global setiap tahun, melepaskan bahan kimia beracun ke lautan. Sandal jepit ini juga dapat membunuh kehidupan laut dan membuat ikan/hewan-hewan laut menelannya dan membuat mereka mati kelaparan.

Tidak hanya itu mereka juga berada di planet selama 200 hingga 1000 Tahun, meski banyak hal mengerikan yang dapat terjadi namun masih banyak orang yang menyukai benda tersebut. Hampir setengah dari populasi manusia memakainya setiap hari.

CONTOH KHASUS : contohnya seperti pada khasus Paus di Wakatobi telan '115 gelas plastik' dan sandal jepit.

UPAYA : Langkah yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan sampah, mendaur ulangnya dan membuatnya menjadi kreatif. Selain itu dapat menerapkan sistem (insentif) yaitu menerapkan program insentif bagi individu atau komunitas yang berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang sandal. Misalnya, imbalan berupa voucher belanja.

Opini : Sandal jepit, yang tampaknya sepele, adalah simbol dari perilaku konsumtif yang tidak bertanggung jawab, maka dari itu kita harus mempertimbangkan dampaknya, tidak hanya terhadap hewan laut, tetapi juga pada kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan.

Penting bagi masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam mengurangi penggunaan plastik demi meningkatkan sistem pengelolaan sampah, dan mendidik generasi mendatang tentang pentingnya menjaga kebersihan laut. Siapa lagi kalau bukan kita yang menjaganya, jika kita tidak segera bertindak, kita berisiko mewariskan lautan yang tercemar dan ekosistem yang rusak kepada anak cucu kita.

Krisis ini memerlukan tindakan kolektif. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama dalam upaya mengurangi penggunaan plastik, memperbaiki sistem pengelolaan sampah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan laut. Jika kita tidak segera bertindak dapat berdampak pada keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem laut yang sangat penting bagi kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun