Kedua, Karimah Al-Marwaziyyah memilih untuk membujang hingga akhir hidupnya. Wah, perkara sulit ini! Apa kamu akan mengajak dan menggiring kami untuk meninggalkan urusan percintaan dan tidak menikah? Apakah ini hanya sebuah pembelaan belaka dari penulis yang notabene masih jomblo?:"
Tidak, tidak, bukan begitu. Karimah memiliki alasan tersendiri mengapa ia memilih membujang. Seluruh jiwa dan raganya benar-benar terpusat pada ilmu dan amal belaka, hal ini pula yang mengantarkannya menjadi pengajar Shahih Bukhari yang benar-benar menguasai kitab tersebut dan mengajarkannya kepada khalayak ramai.
Bukan berarti kita harus benar-benar mengikuti langkah Karimah untuk benar-benar fokus pada ilmu dan hidup membujang, tapi kita harus mengikuti langkah Karimah yang memilih untuk berfokus pada ilmu tersebut.Â
Terlebih lagi bagi Gen Z, yang kebanyakan masih duduk di bangku SMP, SMA, hingga perkuliahan, jangan buru-buru dan menghabiskan waktu untuk memikirkan soal pujaan hati atau urusan pernikahan, tapi gunakan waktu masa muda ini untuk memperbanyak ilmu, pengalaman, relasi, yang membawa pada kesuksesan dan kemapanan.Â
Begitu banyak wilayah bumi Allah yang bisa dijelajahi, luasnya lautan ilmu yang bisa ditelusuri, dan masih banyak lagi. Manfaatkanlah masa muda sebaik-baiknya.Â
Bercita-citalah setinggi-tingginya; pemimpin, dokter, dosen, rektor, arsitek, apoteker, akuntan, dan masih banyak lagi. Urusan percintaan jangan sampai membuat kita terlena dari kewajiban utama kita, tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslim wa muslimat.
Referensi:
1. Muhammad, Husein. Para Ulama dan Intelektual yang Memilih Menjomblo. Yogyakarta: Ircisod, 2020.
2. Robinson, Chase F. Para Pembentuk Peradaban Islam. Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2019.