Dibagian belakang SMK Muhammadiyah 1, Pekanbaru terdapat sebuah rumah tua yang menarik. Rumah ini didirikan pada tahun 1900-an awal dengan gaya arsitektur indische. Berdasarkan data BPCB/Badan Pelestarian Cagar Budaya, bangunan ini satu-satunya bangunan bergaya Indische di kota Pekanbaru. Arsitektur Indische dalam bahasa Belanda disebut Nieuwe Indische Bouwstijl. Gaya arsitektur modern diperkenalkan di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) antara akhir abad ke-19 sampai abad ke-20 sebelum Perang Dunia II.
Arsitektur Hindia Baru pada dasarnya merupakan arsitektur (barat) modern awal yang menggabungkan elemen arsitektur lokal, seperti pinggiran atap yang besar atau atap yang menjulang, agar sesuai dengan iklim tropis di Indonesia. Dengan atap genting berwarna merah, pilar-pilar berukuran besar, jendela kayu berjumlah lebih dari empat, dan dinding bercat putih kekuningan rumah ini terlihat gagah. Rumah ini dikenal dengan rumah Tuan Qadhi. Bagi sebagian orang disebut dengan istana Hinggap.
Kamar Sultan berada di bagian kanan rumah agak menjorok kedalam dari ruang tamu. “ Masuklah, lihat kamar Sultan ini” kata Om Syahril seraya membuka pintu kamar yang terbuat dari kayu. Jangan membayangkan ada barang-barang sisa peninggalan Sultan Siak di kamar ini. “ Barang-barang Sultan habis dijarah pada saat Agresi Belanda ke II, tahun 1949. Dipan, baju, dan barang-baran lain semua habis” kata Om Syahril. Pada kamar berukuran 4 meter x 3 meter yang ada sekarang adalah barang-barang modern. “ Jika ingin uji nyali,tidurlah di kamar ini”, kata Om Syahril sembari tertawa terbahak bahak.
Kami dibawa kebagian dapur rumah. Bagian dapur rumah tuan Qadhi sempat diubah oleh Belanda, mereka membuat mini bar. Sekarang mini bar ini dikeramik oleh om Syahril dan dijadikan sebagai bagian dari dapur.
Sayup sayup lagu Pak Ketipak Ketipung tertangkap telinga saat kami akan meninggalkan rumah Tuan Qadhi. “ Datanglah lagi kesini” ujar Om Syahril sembari menjabat erat tangan saat kami pamit meninggalkan rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H