Mohon tunggu...
Bayu Winata
Bayu Winata Mohon Tunggu... -

pecinta jalan jalan, travel writer,\r\npecinta Kegiatan outdoor, dari naik gunung hingga diving\r\nKontributor tetap majalah infobackpacker.com\r\nBermimpi tulisan masuk National Geographic

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rasa Timur di Barat Indonesia

29 Mei 2017   12:29 Diperbarui: 30 Mei 2017   13:48 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan terdorong kekiri ke kanan saat saya melewati jembatan pelabuhan terapung yang menjorok dari bibir pantai. “ Hati-hati “ ujar salah seorang nelayan dari atas kapal. Badan belum pulih setelah berlayar lima jam dari daratan. Guncangan gelombang laut semakin terasa saat ditengah jembatan. Pengaman yang berada di sisi kiri kanan jembatan, sudah terbongkar oleh angin yang berhembus dari Selat Malaka. Dibutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk berjalan dari kapal menuju tepi pantai. Pasir pantai berwarna putih kecoklatan dengan tekstur yang lembut menyambut saya.

Tujuan kali ini adalah pulau Jemur, sebuah pulau yang menjadi salah satu mutiara tersembunyi di daerah perbatasan Indonesia. Pulau Jemur adalah sebuah pulau milik Indonesia yang terletak di Selat Malaka, dekat dengan perbatasan Malaysia. Pulau ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Berjarak sekitar 46 mil laut dari Bagan Siapiapi, ibukota kabupaten Rokan Hilir. Pulau Jemur merupakan pulau terluas dari Gugusan Sembilan pulau yang bernama kepulauan Aruah. Gugusan sembilan pulau, di antaranya Pulau Jemur Pulau Pertandangan, Pulau Batu Mandi, Pulau Batu Adang, Pulau Batu Berlayar, Pulau Tokong Mas, Pulau Tokong Simbang, Pulau Labuhan Bilik, dan Pulau Tokong Pucung

01-5-592baf83939773ec151ff540.jpg
01-5-592baf83939773ec151ff540.jpg
Pulau Jemur dihuni oleh 4 orang, dua orang dari bagian Navigasi Laut, dan dua dari Pos penjaga perbatasan TNI AL. Kepemilikan sah Pulau Jemur dan gugusan Kepulauan Aruah oleh Provinsi Riau berdasarkan atas sertifikat tanah yang dimiliki oleh Sultan Siak

01-6-592bafb4d57a6161208b2d31.jpg
01-6-592bafb4d57a6161208b2d31.jpg
Dari jembatan, saya menaiki anak tangga. Ada 54 anak tangga yang harus saya daki. Perjalanan menuju puncak bukit tidak terlalu berat sore itu karena sinar matahari tertutup mendung tebal. Diujung anak tangga, seorang prajurit Angkatan Laut berpangkat Kopral menyambut saya. “Silahkan diisi dahulu buku tamunya” ujarnya setelah saya melaporkan kedatangan di pulau.

01-8-592bafee1eafbd4d0a35b15d.jpg
01-8-592bafee1eafbd4d0a35b15d.jpg
01-7-592bb025d57a61c2278b2d31.jpg
01-7-592bb025d57a61c2278b2d31.jpg
Pelaut ini bernama Yustinus sudah dua tahun dia bertugas di pulau Jemur. Dengan ramah, dia mengajak saya menuju bagian bawah pulau terlebih dahulu. Saya kembali menuruni anak tangga yang berjumlah 54. Pantai barat pulau Jemur adalah tujuan pertama. Pasang air laut menutupi sebagian besar sebagian besar batu-batu berwarna kecoklatan yang banyak di tepi pantai. Yustinus mengajak saya ke arah hutan yang berada di belakang pantai. Dia memperlihatkan bekas benteng pertahanan Belanda serta gudang senjata yang dahulu digunakan oleh Belanda. Konsentrasi saya pecah saat dia menjelaskan bangunan ini. Mata saya menangkap tumpukan sampah yang terbawa oleh arus laut. Sampah ini menumpuk di bibir pantai. Sebagai pulau tempat dimana penyu bertelur, keberadaan sampah ini mengancam keselamatan penyu dan mengganggu kenyamanan saat berkunjung.

01-15-592bb057557b614c6af77f2d.jpg
01-15-592bb057557b614c6af77f2d.jpg
01-12-592bb098747a61722f36c9a1.jpg
01-12-592bb098747a61722f36c9a1.jpg
01-10-592bb13bd77a61ae0a3977df.jpg
01-10-592bb13bd77a61ae0a3977df.jpg
Dari pantai Barat, kami menyusuri bagian timur pulau Jemur dengan melewati hutan tropis pulau. Suara kicau burung tertangkap telinga, serasah basah menjadi pijakan dalam perjalanan menuju pantai timur. Di bagian timur, pasir dengan tekstur yang lebih lembut dan batuan yang tersusun lebih banyak menjadi pemandangan yang tidak bisa dilewatkan. Di bagian timur pada bulan April Mei, sampai Juni. Penyu-penyu bertelur pada beting pasir didepan pantai. Siapa yang menyangka penyu-penyu singgah dan bertelur di Provinsi Riau. Yustinus bercerita kepada saya, pada saat musim bertelur 7 sampai 8 penyu bisa singgah ke pulau Jemur. Sayangnya, keberadaan telur penyu dari pulau Jemur terancam oleh ulah manusia. Kita bisa mendapatkan telur-telur penyu dari pulau Jemur di kota Bagan Siapiapi.

01-21-592bb0f1bd22bdcb20bf9d5b.jpg
01-21-592bb0f1bd22bdcb20bf9d5b.jpg
Sebelum kembali ke pos penjagaan Angkatan Laut. Tebing yang berada di bagian utara pulau tujuan selanjutnya. Tebing setinggi 20 meter dengan padang rumput dan batu karang menjadi pemandangan penutup saat saya berkunjung di Pulau Jemur. Kondisi di tebing, mengingatkan saya akan Sumba, Sumbawa, dan savana di bagian timur Indonesia. Tidak perlu jauh-jauh untuk merasakan sensasi savana di timur Indonesia. Rasa timur bisa didapatkan di bagian barat Indonesia. Di pulau Jemur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun