Mahot adalah para penunggang gajah. Istilah ini kemungkinan berasal dari bahasa India. Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, hubungan antara gajah dan manusia sudah terjalin sejak lama. Dapat dilihat dalam armada tentara gajah dari Raja Abrahah yang hendak memindahkan Ka’bah, dan juga armada perang tentara gajah dari kerajaan Persia.
Kisah penunggang gajah ini terus berkembang dari berbagai zaman dengan cerita yang berbeda. Saat sekarang, para mahot atau penunggang gajah berperan sebagai tentara terakhir dalam pengusiran gajah liar. Mereka dikenal dengan sebutan Flying Squad. Ada beberapa tempat di Riau yang menjadi camp flying squad ini. Salah satunya berada di desa Gondai, Kabupaten Pelalawan, Riau. Para mahot ini bertempat tinggal di daerah yang dapat dikatakan panas. Mereka berada di konsesi lahan perusahaan APRIL yang sampai saat ini masih diselidiki keterlibatan nya dalam merambah hutan alam di Riau. (sumber: http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/melindungi-hutan-alam-terakhir/app1/). Anggota dari flying squad, Gondai ini adalah anak-anak muda yang berdedikasi tinggi  menjaga gajah gajah liar untuk tetap di dalam alur imigrasi mereka. Hutan-hutan yang dahulu menjadi daerah imigrasi dari gajah. Berubah fungsi menjadi kawasan perkebunan, kawasan hutan industri. Akibatnya, konflik antara manusia dan gajah tidak bisa di hindari.
Hidup sebagai mahot berat. Mereka tidak mengenal libur dan bersenang senang. Gajah-gajah yang mereka tunggangi adalah tanggung jawab mahot. Memberi makan, memberi vitamin, merantai gajah,dan memandikan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh mereka. Sekali mereka alpa, akibatnya berbahaya, bisa menyebabkan kematian akan gajah mereka atau gajah mereka kabur.
Untuk mengantisipasi masuknya gajah liar ke perkampungan biasanya para mahot akan berpatroli. Hal ini dilakukan sekali seminggu. Luasan patroli mereka tergantung kesepakatan antara para mahot. Saat mereka patroli, satu gajah akan di pegang oleh dua mahot. Sudah biasa bagi mahot dan gajah mereka untuk tidur di hutan saat mereka melaksanakan patroli pengawasan. Pada dasarnya, penunggang gajah adalah manusia biasa, jika gajah tidak masuk ke dalam kawasan, maka para mahot akan kembali menjadi manusia biasa. Hidup di dalam hutan bertemankan suara makhluk-makhluk hutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H