Mohon tunggu...
Bayu PrasetyoWidodo
Bayu PrasetyoWidodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mempelajari tentang perubahan Masyarakat seiring berjalannya waktu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kasus Pencemaran Air Sungai oleh Limbah Industri

15 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pendekatan ekologi politik, kita akan melihat bagaimana kekuatan politik dan ekonomi memengaruhi kebijakan regulasi industri. Mungkin saja perusahaan-perusahaan besar memiliki pengaruh politik yang kuat dan mampu memengaruhi pembuatan kebijakan yang longgar terhadap perlindungan lingkungan. Mereka mungkin memanfaatkan hubungan dekat dengan pemerintah untuk menghindari sanksi atau regulasi yang ketat terhadap pembuangan limbah industri mereka.

Di sisi lain, dari perspektif ekofeminisme, kita akan melihat bagaimana perempuan dan alam sering kali dieksploitasi secara bersamaan dalam kasus pencemaran lingkungan. Misalnya, banyak perempuan yang tinggal di sekitar sungai yang tercemar akan terkena dampak langsung dari limbah tersebut, baik melalui konsumsi air yang terkontaminasi maupun melalui dampak kesehatan jangka panjangnya. Pada saat yang sama, pemikiran patriarki yang memisahkan perempuan dan alam sering kali menyebabkan kedua kelompok tersebut tidak mendapatkan perlindungan yang memadai.

Dengan demikian, pendekatan ekologi politik akan menyoroti bagaimana kekuatan politik dan ekonomi mempengaruhi pengelolaan lingkungan, sementara pendekatan ekofeminisme akan menyoroti hubungan antara penindasan terhadap perempuan dan eksploitasi alam dalam kasus pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan kedua pendekatan ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang kompleksitas dan keterkaitan antara isu lingkungan, kekuasaan politik, ekonomi, dan patriarki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun