Mohon tunggu...
Bayu Widaswara
Bayu Widaswara Mohon Tunggu... Penulis - Diplomasi Dimensi

Menulis bagi saya adalah proses negosiasi antara pikiran dan hati. Menegur diri sendiri, menampar dengan tangan sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesak yang Tergenggam

8 Juli 2020   06:10 Diperbarui: 8 Juli 2020   06:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terlalu bodoh dan malah berpura pura lupa bahwa aku yang memiliki rasa, tidak dengannya.

Tanpa memastikan apakah ada kesalingan, hanya sekedar paling. 

Ini yang seketika menyita logika berpikir ku, aku yang tak pernah membuka diri apalagi perihal hati dengan mudah tapi kenapa kali ini semuanya mudah kepada nya? 

Ya Rabb, apakah ini termasuk ujian mu? Ada rindu yang sedang merasuk dalam sudut hati ku, namun kali ini begitu sesak rasanya. 

Seperti ini kah rasanya jika menautkan sebagian rasa kepada insan mu? Aku tak ingin jatuh dalam kesalahan, genggam erat selalu hatiku ya Rabb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun