Mohon tunggu...
Bayu Susena
Bayu Susena Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Memadamkan Keserakahan Manusia

11 September 2020   13:22 Diperbarui: 11 September 2020   13:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh. 

Sementara itu Al Qur'an mengingatkan fenomena tersebut dalam Surat Ar-Rum ayat 41. Artinya Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Faktor pemicu persoalan lingkungan dapat terjadi karena keserakahan manusia. Semakin banyak perusakan terhadap lingkungan, semakin besar pula dampaknya kepada manusia. 

Semakin banyak dan beraneka ragam dosa manusia, semakin parah pula kerusakan lingkungan. Memang Allah SWT menciptakan semua makhluk, saling kait berkait. 

Bila terjadi gangguan pada keharmonisan dan keseimbangan itu maka kerusakan kecil atau besar, pasti berdampak pada seluruh bagian alam. Termasuk manusia baik yang merusak maupun yang merestui perusakan itu dan manusia yang tidak melakukan kerusakan juga kena dampak.

Coronavirus (Covid-19)

Pada Desember 2019 WHO menerima kabar terjadinya kasus pneumonia di Kota Wuhan. Januari 2020 pemerintah Tiongkok berhasil mengidentifikasi penyebabnya adalah Coronavirus baru (Covid-19). 

WHO kemudian memberikan nasihat umum yaitu hindari kontak jarak dekat, sering membersihan tangan, memakai masker dan mencari perawatan medis jika mengalami kesulitan bernapas. Di dunia Covid-19 sudah mengakibatkan kematian termasuk di Indonesia sudah ada korban meninggal dunia.

Korban Covid-19 di Indonesia 280 orang meninggal dunia dan positif Covid-19 3.293 orang (Data covid19.go.id per 10 April 2020). Data ini bisa jadi lebih sedikit daripada data yang sebenarnya terjadi real di masyarakat. Covid-19 telah menimbulkan lebih banyak kematian tetapi tidak terdeteksi pemerintah atau memang sengaja data ini ditutupi oleh pemerintah Indonesia. K

orban meninggal dari berbagai profesi, ada Bupati, kalangan pengusaha, dokter, perawat dan tenaga medis lainnya. Covid-19 merupakan bencana di Indonesia dan menjadi ancaman di seluruh dunia.

Akibat Covid-19

Covid-19 membuat kapitalisme di Indonesia semakin tampak dan bisa dilihat langsung. Ada oknum masyarakat memanfaatkan kesempatan ini dengan memborong masker, alat pelindung diri, obat-obatan, vitamin, sabun cuci tangan, alkohol medis dan lain sebagainya.

Barang-barang tersebut kemudian dijual kembali dengan harga tinggi. Covid-19 membuat arena "pertarungan kompetisi" serakah manusia tampak. 

Di saat bencana masih ada oknum masyarakat yang serakah ingin mendapatkan keuntungan sendiri. Masyarakat miskin menjadi menderita dan semakin terjadi kesenjangan sosial.

Akibat Covid-19 menyebabkan sebagian masyarakat penghasilannya menurun. Pedagang kaki lima, ojek online, bisnis sewa mobil, objek-objek wisata sepi, buruh harian lepas, guru les privat, dan profesi-profesi lainnya menjadi berkurang penghasilannya. Pengusaha besarpun mengalami penurunan penjualan produknya. 

Pengusahapun mengeluhkan kesulitan dalam membayar gaji pegawai. Efek terburuknya yaitu pengusaha akan merumahkan beberapa pegawai. Pegawai yang semakin sulit karena akan kena PHK (pemutusan hubungan kerja). Keuangan negara juga goyah, wacana dari Menteri Keuangan Indonesia, akan meniadakan tunjangan hari raya bagi pegawai negeri sipil.

Akibat positif bagi narapidana di Indonesia adalah pembebasan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM ada 35.676 narapidana dibebaskan dari lembaga pemasyarakatan. 

Tidak dijelaskan narapidana ini dalam kasus apa yang dibebaskan. Polemik terjadi ketika, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly ada wacana narapidana korupsi juga akan dibebaskan. 

Padahal korupsi merupakan kejahatan luar biasa. Efek dari korupsi sangat menyengsarakan masyarakat. Keserakahan kembali terlihat disini, orang berduit tebal yang akan menguasai semuanya. 

Rasa keadilan dimasyarakat semakin tipis. Hukum sebagai panglima tertinggi semakin diragukan. Hukum sangat dipengaruhi oleh politik. Kapitalisme dan kesenjangan sosial semakin tampak.

Akibat positif dari Covid-19 yaitu kualitas udara semakin bersih. Lingkungan yang selama ini dirusak oleh kapitalisme dan industri-industri menjadi lebih baik dan bebas polusi. 

Keserakahan manusia selama ini sangat dirasa merugikan lingkungan. Ada efek perbaikan walaupun pembukaan lahan di Kalimantan dan Papua masih berjalan terus disaat Covid-19 mewabah di Indonesia. Siapa pemilik dan penyandang dana pembukaan lahan-lahan itu? Pasti tidak lain adalah manusia serakah dan kapitalis. Selalu berorientasi meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Solusi Terhindar dari Keserakahan

Serakah merupakan suatu keadaan jiwa yang membuat manusia tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Sebenarnya manusiawi sifat ini, tetapi jika menggunakan dengan cara yang tidak sesuai ajaran agama maka akan membuat kerusakan. Seyogyanya sebagai manusia harus mempunyai sifat merasa cukup (kanaah).

Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, memulai membumikan Surat Al-Maa'uun. Ahmad Dahlan memberikan teladan dalam memberi makan kepada anak yatim dan orang-orang miskin. 

Disaat Covid-19 ini, maka manusia seharusnya meneladani Ahmad Dahlan. Mari memberikan rezeki dan penghasilan serta tenaga kepada masyarakat yang terdampak karena Covid-19.

Surat Al-Maa'uun tidak hanya dihafalkan tetapi harus diamalkan, dipraktekkan dan dikerjakan. Ahmad Dahlan meminta murid-muridnya untuk berkeliling mencari orang miskin dan membawa pulang lalu dimandikan dan diberikan pakaian bersih dan layak. Kemudian diberi makanan dan minuman serta disediakan tempat tidur yang layak sehingga tidak kedinginan lagi.

Peran pemerintah dalam penanganan fakir miskin telah tertuang dalam UUD 1945 Pasal 34 ayat (1) yang berbunyi fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Semoga pemerintah lebih amanah dalam menjalankan amanat UUD 1945. Sebenarnya pemerintah sudah membuat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. 

Dengan adanya Undang-Undang ini diharapkan ada upaya terarah, terpadu dan berkelanjutan serta adanya pemberdayaan, pendampingan serta memenuhi kebutuhan dasar.

Upaya lain dari pemerintah adalah pemerintah mengelola dan mengarahkan masyarakat agar berbagi kepada sesama. Pemerintah sebaiknya mengoptimalkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yaitu lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. 

Baznas ada ditingkat propinsi dan kabupaten/kota. Baznas harus membumikan dan melakukan tugasnya dengan tegas agar muzaki wajib menunaikan zakat.

Selama ini pemerintah masih terfokus pada pajak. Zakat belum dioptimalkan. Zakat akan sangat bermanfaat ketika bencana Covid-19 seperti ini. Baznas dapat menerima dan mendistribusikan infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya. Sehingga fungsi Baznas itu tidak hanya menerima dan menyalurkan zakat saja.

Perlu sinergi lebih baik lagi dari pajak dan zakat. Zakat itu sebenarnya dapat mengurangi penghasilan kena pajak. Tetapi selama ini masyarakat belum paham dan belum tersosialisasi dengan baik. Kemauan masyarakat untuk melaporkan zakat dalam pemberitahuan pajak masih sangat kurang. Padahal potensi zakat di Indonesia itu sangat besar.

Hikmah Covid-19

Andai manusia itu "virus", sedangkan Covid-19 merupakan "antivirus" yang diciptakan Allah SWT. Manusia yang telah merusak lingkungan, merusak alam, merusak tatanan sosial yang sudah diajarkan dalam Al-Qur'an dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 

Maka Covid-19 dapat memberikan manfaat kepada alam dan lingkungan serta semua makluk Allah. Covid-19 dapat mengembalikan fitrah manusia sebagai pengelola alam dengan lebih bijaksana lagi. Covid-19 juga menghilangkan sifat rakus manusia.

Covid-19 bisa jadi merupakan alat "reformasi sosial" dari Allah SWT kepada umat manusia. Manusia harus belajar kembali dan menuju jalan lurus. 

Memulai tata kehidupan yang menjunjung nilai-nilai rahmah. Apapun profesi kita setidaknya harus bermanfaat bagi semua makhluk Allah dan menciptakan nilai-nilai rahmah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun