Mohon tunggu...
Bayu Sundana Hidajat
Bayu Sundana Hidajat Mohon Tunggu... -

Praktisi bidang teknik mesin, yang tertarik pada bidang material science & engineering. Saat ini bekerja di PT. Giga Konstruksi, Tangerang. Indonesia. Untuk bidang mechanical & Electrical.\r\n\r\nMemiliki hobby mengembangkan material logam damascussteel yang di Indonesia dikenal dengan naman Baja pamor. Saya mencoba mengaplikasikannya melalui senjata etnik Jawa Barat, yang lebih dikenal dengan nama "Kujang Pamor".\r\n\r\nCharity untuk pengajaran mata pelajaran fisika, dan terakhir sempat mengajar selama satu semester di SMAK BPPK Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMAK BPPK Bandung Riwayatmu Kini - (Bagian 1)

22 Januari 2012   21:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:33 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_157856" align="alignleft" width="300" caption="SMAK BPPK - Jl. Kebonjati 108. Bandung"][/caption] Tulisan ini kami tujukan buat rekan-rekan di PASMAK BPPK (Perhimpunan Alumni SMAK BPPK Bandung), yang saat ini  telah gencar mencoba mengangkat kembali nama baik SMAK BPPK. Saya sempat mendapat beberapa pertanyaan dari rekan-rekan dari PASMAK, ketika mereka akan berkunjung untuk bersilaturahmi dengan pengurus dan pengelola yayasan dari SMAK BPPK, yang dipimpin oleh Kang Deddy 'Gohunt' Nugraha, sebagai ketua PASMAK. Salah satu pertanyaan kepada saya waktu itu adalah: Mengapa SMAK BPPK mundur saat ini. Indikator real yang dipakai oleh rekan-rekan adalah jumlah siswa yang menuntut ilmu di SMAK BPPK saat ini, sangat kecil dibandingkan dengan saat kita dulu menuntut ilmu disini. Beberapa pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya karena saya pernah charity berupa berbagi pengetahuan pada almamater tercinta SMAK BPPK, dengan cara mengajar mata pelajaran fisika di kelas XI IPA (Kelas 2). Mungkin atas dasar inilah beberapa rekan kita mencoba bertanya kepada saya, diharapkan saya mengetahui apa penyebab kemunduran dari SMAK BPPK pada saat sekarang. Pada tulisan ini pula saya akan memberikan sedikit ilustrasi mengenai kondisi almamater kita saat ini. Saya hanya memberikan sedikit gambaran global saja, karena background edukasi saya kebetulan dari Non Kependidikan dan saya kebetulan satu almamater dengan Kang Deddy 'Gohunt', yaitu dari Jurusan Mesin ITENAS. Mengajar dan berbagi pengetahuan adalah salah satu hobby saya, pendek kata dimanapun saya ditempatkan bekerja, saya akan luangkan sedikit waktu saya buat mengajar baik pada institusi formal maupun non formal. Secara Quantity benar apa yang dikatakan oleh rekan-rekan alumni bahwa SMAK BPPK memiliki jumlah siswa yang sedikit. Sebuak komparasi ketika saya menuntut ilmu di SMAK BPPK pada tahun 1980-1983 adalah sebagai berikut. Jumlah Kelas IPA 5 kelas, IPS 2 kelas, dan Bahasa 1 kelas. Jmlah kelasnya 8 kelas, dengan jumlah siswa perkelas average antara 40-45 orang, sehingga keseluruhan muridnya minimum sekitar 320 siswa dan  maksimumnya sekitar 360 siswa. Sedangkan ketika saya mengajar pada semester 1 tahun ajaran 2011-2012, kelas 2 nya memiliki jumlah kelas masing-masing 1 kelas IPA dan 1 kelas IPS dengan jumlah siswa masing-masing kelas sekitar 22 sampai dengan 25 siswa, jadi totalnya sekitar 47 siswa dan maksimumnya sekitar 50 siswa. Memang cukup significant jika kita liat secara quqntity jika dibandingkan dengan siswa angkatan 1980, yaitu sekitar 14% nya dari total siswa pada saat saya menuntut ilmu disini. Dari paparan diatas walaupun datanya bukan statistic resmi dari pengurus dan pengelola SMAK BPPK, kiranya dapat memberikan ilustrasi tentang almamater sekolah kita tercinta ini. Lalu apa yang menjadi penyebab penurunan siswa secara quqntity yang begitu drastis jika dibandingkan dengan kondisi 27 sampai 30 tahun yang lalu. Jawaban inilah yang akan kami lanjutkan pada tulisan bagian 2. Insya Allah akan kami turunkan dalam waktu dekat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun