Mohon tunggu...
Bayu Sundana Hidajat
Bayu Sundana Hidajat Mohon Tunggu... -

Praktisi bidang teknik mesin, yang tertarik pada bidang material science & engineering. Saat ini bekerja di PT. Giga Konstruksi, Tangerang. Indonesia. Untuk bidang mechanical & Electrical.\r\n\r\nMemiliki hobby mengembangkan material logam damascussteel yang di Indonesia dikenal dengan naman Baja pamor. Saya mencoba mengaplikasikannya melalui senjata etnik Jawa Barat, yang lebih dikenal dengan nama "Kujang Pamor".\r\n\r\nCharity untuk pengajaran mata pelajaran fisika, dan terakhir sempat mengajar selama satu semester di SMAK BPPK Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa yang Akan Kita Berikan Untuk Ibunda Tercinta

15 Maret 2011   17:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_94654" align="alignleft" width="150" caption="Ny. Karmini Hidajat"][/caption] Kasih Ibu, kepada beta Tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi Tak harap kembali Bagai sang surya menyinari dunia (Syair dan Lagu Karya: SM. Moechtar) Itulah sepenggal syair dari lagu "Kasih Ibu", telah diajarkan guru kita tercinta kepada kita, saat kita belajar di taman kanak-kanak, dulu. Betapa tinggi esensi dari kata-kata sederhana tersebut diatas. Dengan santun pengarang lagu itu mendidik kita secara tidak langsung untuk menghormati orang tua, dalam hal ini adalah seorang ibu yang telah melahirkan kita. Syair dari lagu inilah yang menginspirasi saya untuk menulis catatan kecil dan saya persembahkan untuk ibunda tercinta yang hari ini genap berusia 85 tahun. Beliau dilahirkan di kota Bandung pada tanggal 15 Maret 1926. Catatan kecil ini adalah spontanitas sebagai wujud kasih sayang yang saya berikan sebagai rasa hormat kepada Ibunda tercinta, yang saat ini sedang berbahagia. Ibuku seorang wanita sederhana, tetapi memiliki naluri seorang Ibu yang begitu kuat. Ibuku juga seorang wanita yang tidak memiliki educational background yang tinggi, tetapi betapa tingginya pemikiran dan nalarnya terutama ketika beliau membentuk karakter dasar pada putra-putrinya. Ibuku mampu bekerja-sama dengan almarhum ayahku, yang memiliki semangat kuat sepanjang hayatnya untuk menjadikan seluruh putra-putrinya mampu untuk mandiri dan menjauhkan putra-putrinya dari rasa tinggi hati dan selalu mengenal "Sang Pencipta". sebagai sember dari segala sumber kearifan yang hakiki. Beliau berikan ajaran ini semuanya dengan penuh lemah lembut seorang Ibu dan ditopang dengan naluri cinta dan kasih sayang, yang begitu kuat. Beliau melahirkan putra-putri sembilan orang. Ini bukan hal yang mudah dalam membimbing, mengawasi, serta menjadikan seluruh putra-putrinya. Ayahku hanya seorang prajurit biasa, yang tidak banyak memiliki materi. Almarhum memiliki pandangan hidup yang sangat sederhana tetapi visinya sangat terukur dan realistis, yaitu: "Hidup dan kehidupan dimasa akan datang akan lebih baik, jika seluruh putra-putrinya memiliki latar belakang pendidkan yang cukup".  Keduanya beliau beliau selalu menekankan tentang ajaran sederhana dari para leluhurnya: "Jujur, Cageur, Bageur, Bener, Pinter". Ajaran inilah yang dikembangkan oleh generasi penerusnya dan bahkan ditambahkan dengan "Kreatif", mengingat suasana kompetisi yang semakin ketat. Alhamdulillah, pada saat ini Ibunda tercinta  masih diberi nikmat usia, untuk melihat putra-putrinya serta anak cucunya. Walaupun sudah udzur karena perjalanan usia dan sakit yang dideritanya, Ibunda masih bisa tertawa dan bercanda dengan putra-putrinya serta anak cucunya walaupun diselingi kekhilafan yang sudah mulai mengganggu ingatannya. Pancaran wajah dan semangat hidupnya tidak pernah pudar dan usia telah memberikan pelajaran baru bagi para putra-putrinya serta generasi penerusnya. Ada catatan yang harus kita garis bawahi disini. "Apa yang akan kita berikan kepada Ibunda kita tercinta dalam menikmati sisa-sisa usia tua nya?". Jawaban hanya satu "Berikan kasih sayang yang utuh dan sepenuhnya dengan dari putra-putrinya". Tentu saja bukan sekedar kewajiban tetapi "kesadaran", sebab kesadaran memiliki makna yang lebih tinggi karena pendorongnya adalah keikhlasan yang datangnya dari hati nurani, begitulah Kakak kami tertua mengajarkan saya ketika berdiskusi tentang moral dan kehidupan. Ibunda kita tercinta sudah tidak lagi menikmati sesuatu yang berbau materi dan duniawi, karena beliau sudah lupa materi. Bahkan sisa materi yang beliau milikipun, kelak akan diberikan semuanya untuk putra-putrinya tercinta. Nakuri inilah yang dimiliki Ibunda tercinta, padahal beliau telah memberikan kita bekal yang sangat banyak dan tak terhingga yaitu berupa ilmu dan pengetahuan, kasih sayang, dan lain-lain nya yang telah menjadikan mampu berdiri sendiri dan bahkan sampai sekarangpun masih selalu memberi. Pada kesempatan yang berbahagia inilah moment yang sangat tepat untuk memberikan kasih sayang pada Ibunda tercinta. Ibunda kita akan tersenyum melihat kita semua bisa hidup mandiri, penuh suka cita, saling dewasa dan bijak dalam tindakan dan mereduksi segala perselisihan dan pertentangan didalam keluarga besarnya. Saya yakin beliau akan tetap tersenyum dan selalu ada dihati kita semua karena beliau merasakan hidupnya tidak sia-sia dan bermanfaat minimal untuk putra-putrinya serta keturunannya. Doa adalah pengantar beliau agar tetap sehat dan selalu di beri nikmat yang terbaik oleh Allah SWT. "Allahumaghfirli Wali-wali daya Warhamhumakama Robayani Shagira". Kelak kita pun akan merindukan hal yang sama dari putra-putri kita agar selalu memberikan doa kepada orang tua, ini. Jika kita telah mampu berbuat ini semua untuk Ibunda tercinta, Insya Allah, Almarhum Ayahanda tercinta pun akan ikut tersenyum di alam sana. Kita harus yakin kelak ada Real life dialam sana, dimana kita akan sama-sama berkumpul dalam kenikmatan surgawi. Subhanallah..... Amien :-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun