Mohon tunggu...
Bayu Septi Mingga
Bayu Septi Mingga Mohon Tunggu... Bidang Pertanian -

Full time a writter and reader, Part time a traveller. nothing tendency cause i have my own way

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

(Si) Silikon Pembawa Berkah Bagi Petani

19 Januari 2016   17:49 Diperbarui: 4 April 2017   17:48 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Logika saya sederhana, tanah berasal dari batuan yang melapuk jutaan tahun silam. Tanah yang berasal dari batuan itu pasti memiliki unsur hara lengkap sebagai sumber makanan dan tumbuh kembang berjenis-jenis tanaman jadi itu saya kembangkan,” jelas Maharani.

Jika dipikir-pikir pemikiran sederhana akan menimbulkan sebuah produk yang sangat hebat, terkadang pemikiran simple berdampak sangat luas bagi dunia seperti Mark Zuckerberg pendiri Facebook yang mana dulu membuat aplikasi hanya untuk teman sejawatnya saja atau juga trio Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pendiri Youtube dimana dulu hanya membuat aplikasi ini karena susahnya berbagi video pesta makan mereka, jika menebak-nebak mungkin Alex Graham Bell menemukan telepon karena dia LDR (Long Distance Relationship) dengan pacarnya. hehehe

[caption caption="Maharani, Penemu Pupuk Organik dari Batu Vulkanik"][/caption]

Pemikiran sederhana itu mampu membawa Maharani (35) warga lingkungan Tiwuasem, Kelurahan Renteng, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat ini berhasil membuat pupuk organik cair untuk tanaman pangan dan holtikultura berbahan alami. Mensejahterakan petani adalah cita-citanya hal itu dapat dilihat pada tahun 2009 ia melepas 'baju safari' PNS sebagai peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Tropika Universitas Mataram, NTB.

SiPlus yang Plus-Plus

Pupuk organik yang ditemukan diberi nama SiPlus. Penemuan produk yang sangat bermanfaat ini berbekal dari pendidikannya di Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, NTB. Ikhtikad itu terjadi pada tahun 2005-2009, yaitu pada saat ia melanjutkan S-2 di Jurusan Agronomi Univeritas Negeri Jember, Jawa Timur. Bapak 2 anak ini saat itu juga rela merogoh kocek uang saku dari orangtua dan honor yang didapatkan dari jasa membantu para dosen untuk menemukan produk SiPlus ini sehingga pada akhirnya ia menemukan kandungan Si (Silika) pada beberapa batuan yang ditelitinya dari beberapa tempat seperti batuan dari gubung api di Kanada, Gunung Mraou (Sleman), Gunung Ijen (Jawa Timur), Gunung Agung (Bali), dan Gunung Rinjani (Lombok). Batu-batuan tersebut diteliti oleh rekan kerjanya seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa batuan dari Gunung Rinjani selain memiliki unsur hara makro dan mikronya juga ada sangat banyak kandungan silika (Si)-nya. Setelah didalami bahwa fungsi Si diketahui dipakai untuk produksi kecantikan, obat-obatan, dan industri elektronik. Selain itu juga menjadi bahan induk yang memberikan ketahanan alami, kuantitas, dan kualitas produksi tanaman.

Proses Pembuatan Pupuk SiPlus

Proses pembuatan puuk cair sebenarnya sederhana. Dari bahan baku yang menggunakan batuan di sekitar Gunung Rinjani di Desa Akar-akar, Lombok Utara kemudian ditumbuk menjadi tepung selama 30 menit. Setelah menjadi tepung kemudian menjalani proses pelarutan dengan dimasukan kedalam air yang dicampur formula khusus guna melepaskan kandungan makanan dalam batuan itu. Proses dari campuran itu menghasilkan luaran dalam bentuk pupuk cair, setelah menjalani proses pelarutan selama dua jam. Proses penumpukan secara khusus dan juga formula yang diberikan merupakan kunci membuat produk pupuk SiPlus ini. SiPlus dijual 40.000/liter dengan pemakaian untuk intern kelompk tani selama setahun mencapai 50.000 liter. Pupuk yg telah lulus uji mutu oleh Kementan (Kementrian Pertanian) saat ini masih menunggu nomor pendaftran produk agar bisa di edarkan di pasaran umum. Akan tetapi hasil uji coba dai beberapa tempat di NTB, pupuk ini memenuhi syarat-syarat kelayakan. Indikasinya, produk gabah di tanah garaman tanpa SiPlus memproduksi 6,4 ton/Ha sedangkan dengan SiPlus menghasilkan hampir 9 ton/Ha. Dari Segi efesiensi, pupuk inni menghemat pembelian sarana produksi, juga mengurangi cara boros sistem pemupukan dengan ditebar. 20% dari pupuk yg hanya diserap tanah dan sisanya terbuang percuma. Penghematan dari segi pemakaian cukup besar dimana 4 kuintal urea per hektar bisa menjadi 50 kilogram saja tetapi meskipun begitu harus juga dikombinasikan dengan pupuk lain karena tanaman juga memerlukan unsur-unsur lainnya dalam pertumbuhan. Peningkatan hasil yang dicapai karena sistem pemupukan yg biasanya langsung ke tanah tetapi dengan SiPlus maka pemupukannya langsung ke sumbernya yaitu mulut daun.

Asal-usul Silikon (Si) dan Kegunaannya Bagi Pertanian

Menurut laman wikipedia, Silikon (Si)  merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.

Kebijakan penghapusan subsidi harga pupuk serta mahalnya harga pupuk anorganik telah menumbuh kembangkan mekanisme pasar yang terbuka bagi pengadaan dan penyaluran berbagai jenis pupuk anorganik maupun organik. Pupuk silikat merupakan pupuk anorganik yang dahulu selalu diperhatikan pada budidaya padi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, hampir dapat dipastikan akan meningkatkan produktivitas, kestabilan dan kualitas hasil padi. Mempopulerkan kembali penggunaan pupuk Silikat pada tanaman padi saat ini sangat tepat, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi nasional sebesar 5%, dimana pemanfaatan lahan-lahan sub optimal, lahan-lahan endemik hama dan penyakit, serta lahan optimal dengan penggunaan pupuk N dosis tinggi semakin meluas dan intensif. Lahan-lahan tersebut memerlukan tambahan Silikat (Husnain
et al. 2008)

Jepang sudah menggunakan (Si) dalam pertanian sebelum Indonesia merdeka tepanta pada tahun 1940-an, produksi padi di Jepang menurun drastis yang diduga karena penurunan kesuburan tanah. Selanjutnya diketahui bahwa penurunan hasil tersebut disebabkan oleh defisiensi Si di dalam tanah. Belajar dari hal itu, pupuk Si diberikan secara reguler pada tanah sawah di Jepang dan batang bawah. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada penelitian komprehensif mengenai peran Si bagi tanaman. Beberapa studi menunjukkan bahwa tanah yang berasal dari bahan induk abu vulkanik memiliki kandungan Si tersedia lebih tinggi dibandingkan dengan tanah aluvial.

Hal ini bisa menjadi acuan bagi pemerintah khususnya Kementan yang sangat gencar akhir-akhir ini dengan program UPSUS Pajale (Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai) dalam mendukung Kemandirian Pangan tahun 2018. Dimana kita sudah dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri dan juga kalau memungkinan kita bisa ekspor produk komoditi. Tetapi sampai awal tahun 2016 ini menurut Kompas senin 18 Januari 2016, Bulog membuka kran masuknya 200.000 ton jagung yang mana menyusahkan bagi peternah ayam karena harga menjadi lebih tinggi. Selain itu, ancaman El Nino sekarng ini membuat waktu panen semakin lama dan di prediksi banyak program yang tidak berjalan. Biaya yang besar dianggarkan untuk program ini khususnya dalam penyediaan pupuk bisa ditekan jika produk dari Maharani dengan SiPlus-Nya ataupun para peneliti yang ingin membuat produk serupa dengan tujuan untuk petani maka ini kabar baik untuk pertanian kita.

 

Sumber:

Kompas edisi 12 Januari 2016 Kanal Sosok

Wikipedia.com

Balai Penelitian Tanah, Penelitian dan Pengembangan, Dinas Pertanian Bogor.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun