Catatan Perjalanan KA Malabar Malang-Jogjakarta
Kereta Malabar (Malang Bandung Raya), kereta yang rangkaiannya terdiri dari gerbong ekonomi, bisnis dan
eksekutif. Biasa saya pergunakan saat melakukan perjalanan pulang dari Malang menuju Jogjakarta.
Kereta ini menjadi favorit saya saat mengadakan perjalanan pulang karena tarifnya yang sangat terjangkau
(ekonomi tujuan Jogjakarta seharga Rp.60.000,-), bersih dan tepat waktu.
Pada hari Selasa 17 Mei 2011 kemaren saya melekukan perjalanan pulang dari Malang, dan mencatat waktu dan
tiba pada stasiun-stasiun KA sebagai berikut (waktu sesuai pada HP saya lho ya ...) :
15:37 Berangkat dari Stasiun Malang KotaBaru
15:46 sampai di stasiun Malangkotalama,
16:01 stasiun pakisaji tp tdk berhenti,
16:14 stasiun kepanjen didekatnya terdapat masjid, dekat palang KA tp namane gak tau..
16:45 masuk terowongan gak sampai semenit
16:46 masuk terowongan lagi tapi waktunya lebih lama, mungkin lebih panjang,
16:54 melambat di sta pohgajih, pemandangan setelah melewati stasiun ini indah indah
17:08 melambat di stasiun kesamben,
17:22 berhenti di stasiun wlingi,
17:32 melambat di stasiun talun,
17:55 berhenti d Stasiun Blitar dan berangkat lagi jam 18:03,
18:26 berhenti di stasiun ngunut,
18:42 berhenti agak lama di stasiun tulungagung, banyak yang naik, dan berangkat lagi jam 18:47,
19:19 berhenti di stasiun kediri cuma sekitar 2 menit,
19:58 berhenti di stasiun kertosono sebentar sekali,
20:23 sampai di stasiun Nganjuk dan berhenti sekitar 2 menit,
21:14 berhenti di stasiun Madiun, banyak yang naik
sampai Madiun Baterai ponsel saya habis jadi tidak ada catatan mengenai waktu tiba di beberapa stasiun
setelahnya. :-( Yang jelas kereta ini berhenti lagi di Solo Jebres, dan Klaten.
Tiba di tujuan saya yaitu Jogjakarta, berhenti di Stasiun Tugu, saya tanya penumpang depan saya sekitar
jam 23:45. Setelah itu naik ojek tujuan Timoho cuma dikenai biaya Rp.20.000,-.
Sebagai tambahan, bahwa di Malabar yang saya naiki ini, tidak ada asongan apalagi pengamen. Tapi saat
sampai di beberapa stasiun, asongan mulai masuk, misalnya di Tulungagung, dan Madiun, tapi tidak sampai
ikut kereta.
Semoga berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H