Mohon tunggu...
bayu riadi
bayu riadi Mohon Tunggu... Lainnya - Spritualis Teologis, Pegiat Perdamaian

Berpikir Ilmiah dan Alamiah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menafsir Ulang Eskatologi: Hermeneutika dan Kitab Para Nabi

18 April 2020   16:44 Diperbarui: 18 April 2020   16:52 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

(Oleh: Andi Zulfitriadi, Pegiat Spritual dan Perdamaian)

Salah satu perdebatan penting dalam agama Ibrahimi adalah soal Eskatologi (akhir zaman). Faktor penyebabnya karena kitab suci tidak berbicara masalah waktu dalam arti kuantitatif (tanggal,hari,bulan dan tahun ) melainkan dalam arti kualitatif (misalnya penyebutan istilah waktu untuk lahir, waktu untuk menanam, waktu untuk menyembuhkan, waktu untuk meratap, waktu untuk damai, waktu penderitaan, waktu percobaan, waktu pembalasan, waktu penghakiman, waktu kebangkitan dan sebagainya).

Hal inilah yang membuat mayoritas penganut agama tidak dapat memahami makna eskatologi yang tertera dalam kitab suci. Apakah saat yesus mewartakan soal injil, yakni kabar baik akan waktu datangnya Kerajaan Allah yang sudah dekat sebagai masa kini (di masa hidupnya) atau masa datang?. Apakah saat Muhammad berbicara soal dekatnya hari qiyamah dalam makna kekinian (di masa hidupnya) atau masa datang yang entah kapan tibanya?

Eskatologi berasal dari susunan kata Bahasa Yunani, eschatos yang berarti "terakhir" dan logi yang berarti "ilmu". Jadi, Eskatologi adalah suatu ilmu tentang akhir zaman, yaitu bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh ummat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai akhir dunia (kiamat dunia). Dalam pengertian yang lebih luas, eskatologi dapat mencakup konsep-konsep terakhir seperti konsep Mesias atau zaman Mesianik (akhir zaman).

Istilah lain eskatologi dalam bahasa Yunani yang juga sering digunakan adalah kata (aeon); "abad" (konotasi "zaman"), dapat diterjemahkan sebagai akhir suatu masa (atau periode sejarah) dan bukan akhir dunia.

Pembedaan waktu ini juga mempunyai signifikansi teologis, sementara akhir zaman dalam tradisi-tradisi mistis berkaitan dengan kelepasan dari penjara realitas yang ada, sebagian agama percaya dan mengkuatirkannya sebagai penghacuran fisik dari planet bumi (atau semua makhluk hidup yang ada) sementara ummat manusia bertahan dalam suatu bentuk yang baru, sehingga mengakhiri ''zaman" keberadaan yang ada sekarang.

Misalnya, menurut keyakinan Ibrani kuno, kehidupan berlangsung dalam garis linear dan bukan siklus; dunia dimulai dengan Allah dan terus menerus menuju kepada tujuan penciptaan yang telah ditetapkan Allah.

Pandangan Kaum Yahudi berdasarkan Isyarat Kitab Taurat

Dalam eskatologi Yahudi, akhir zaman biasanya disebut Akhir hari-hari (aharit hayamim),sebuah ungkapan yang beberapa kali muncul dalam Tanakh. Meskipun gagasan tentang bencana mesianik memiliki hal yang menonjol dalam pemikiran Yahudi, gagasan ini bukanlah suatu proses yang tak dapat berubah yang berdiri sendiri, melainkan ditemukan bersama-sama dengan gagasan tentang penebusan tanpa penderitaan. Kedua gambaran ini kadang-kadang dilihat sebagai dua kemungkinan yang berbeda untuk masa depan Israel.

Kaum Yahudi mengimani bahwa eskatologi akan didahului dengan kejadian apokaliptik, yaitu kejadian-kejadian penuh penderitaan dan bencana (fisik) yang akan melululantahkan tatanan dunia yang lama. Hal ini didasari dari beberapa ayat dalam Alkitab Perjanjian lama. Misalnya dalam kitab Ulangan 4: pasal 29-39, Yesaya 2:1-5;. Dan juga peristiwa apokaliptik pada hari-hari terakhir (akhir zaman) di atas dapat pula ditemukan dalam kitab Mikha 4:1-5 berikut ini:  

4:1 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung- gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun