Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diskusi Palsu dan Sengkarut Kejengkelan

3 Januari 2025   16:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   16:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang mencoba untuk mengajukan pertanyaan.  (canva)

Pertanyaan yang sulit bisa menjadi pertanyaan yang menguji sejauh mana presenter menguasai materi. Selama pertanyaan itu masih dalam konteks, mengapa tidak terjawab? Jika relevan, gas aja. Tapi, ketika ada pertanyaan tidak sesuai topik (sekedar ceplas-ceplos), dapat dijawab dengan sopan, "Maaf, saya yakin pertanyaan tersebut tidak relevan dengan materi yang disajikan, beserta alasannya." Ini cara agar diskusi tetap fokus dan produktif.

Pertanyaan berkualitas sebenarnya memiliki framework tersendiri. Salah satunya adalah Taksonomi Bloom, yang membagi pertanyaan menjadi beberapa tingkatan:

  • Menyelidiki asumsi: Misalnya, "Apa yang Anda asumsikan di sini?" atau "Mengapa menurut Anda asumsi tersebut berlaku?"
  • Menyelidiki alasan, bukti, dan penyebab: Contohnya, "Apa alasan Anda mengatakan itu?" atau "Apakah ada bukti kuat untuk mendukung hal itu?"
  • Menyelidiki implikasi: Pertanyaan seperti; "Jika Anda melakukan itu, apa yang akan terjadi?" atau "Bagaimana ini terkait dengan pertanyaan sebelumnya?"
  • Menyelidiki proses berpikir: "Bisakah Anda menjelaskan lebih lanjut di mana kesulitannya?" atau "Bisakah Anda menyampaikan itu dengan cara lain?"

Taksonomi Bloom memiliki enam tingkatan: mengingat, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan menciptakan. Pertanyaan tingkat rendah biasanya terkait dengan mengingat dan pemahaman, sedangkan pertanyaan tingkat tinggi muncul ketika kita bergerak ke atas piramida, seperti analisis, evaluasi, dan menciptakan. Pertanyaan yang berkualitas memicu pemikiran kritis dan pengembangan pemahaman yang lebih mendalam, sehingga forum diskusi menjadi lebih hidup dan bermanfaat. Namun, menjadi seorang idealis itu sulit, karena harus melawan arus yang hanya mengikuti pola monoton tanpa mempertimbangkan benar atau salah. Meskipun sulit, percayalah bahwa idealisme melahirkan integritas, sesuatu yang sekarang semakin langka tapi sangat berharga. Jadi, jadikan momen presentasi sebagai ruang untuk tumbuh, bukan sekadar formalitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun