Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting dan Gizi Buruk: Pendekatan Terpadu untuk Kesehatan Anak

31 Juli 2024   07:30 Diperbarui: 31 Juli 2024   07:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memahami Stunting dan Gizi Buruk

Stunting dan gizi buruk sering kali dipandang sebagai dua kondisi yang berbeda, namun sebenarnya mereka saling berkaitan. Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan yang dialami anak berusia di bawah lima tahun, di mana pertambahan tinggi dan berat badannya tidak sesuai dengan usia. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit, dan menghasilkan postur tubuh yang tidak maksimal saat dewasa.

Gizi buruk, atau malnutrisi, terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau memiliki masalah kesehatan yang mempengaruhi penyerapan nutrisi. Ini bisa terjadi setelah kelahiran dan mencakup berbagai kondisi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

 Awal Mula Stunting

Stunting dimulai sejak masa kehamilan ketika ibu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup atau mengalami kesehatan yang buruk. Kekurangan gizi pada ibu hamil berdampak signifikan pada perkembangan janin, yang kemudian bisa menyebabkan stunting pada anak setelah lahir. Oleh karena itu, pencegahan stunting fokus pada intervensi gizi yang baik selama kehamilan dan periode awal kehidupan anak, khususnya dalam 1000 hari pertama.

Fokus Pencegahan dan Penanganan

Pencegahan stunting membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan terpadu. Intervensi gizi pada ibu sebelum dan selama kehamilan sangat penting. Selain itu, pemberian asupan gizi yang cukup pada anak usia dini juga harus diperhatikan. Setelah anak lahir, perhatian terhadap masalah gizi berlanjut. Kondisi gizi buruk memerlukan penanganan yang mencakup pemberian makanan yang cukup dan bergizi, penanganan penyakit yang mendasari, dan pemantauan kesehatan secara rutin untuk memastikan anak tumbuh dengan baik.

Situasi Stunting di Indonesia

Di Indonesia, stunting adalah masalah serius yang memerlukan perhatian khusus. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa kasus stunting mengalami penurunan hingga mencapai 21,6% pada tahun 2022. Namun, angka ini masih jauh dari ideal dan membutuhkan upaya lebih lanjut.

Penyebab utama stunting di Indonesia meliputi asupan gizi yang kurang mencukupi, pola asuh yang salah, sanitasi lingkungan yang buruk, serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Upaya pencegahan yang efektif harus melibatkan intervensi gizi pada ibu sebelum dan saat hamil, serta intervensi pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun.

 Integrasi Pendekatan untuk Pencegahan dan Penanganan

Memahami bahwa stunting dan gizi buruk saling berkaitan adalah kunci untuk mengembangkan strategi yang efektif. Pencegahan stunting harus dimulai dari ibu hamil, sementara penanganan gizi buruk fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak setelah kelahiran. Integrasi kedua pendekatan ini akan memastikan kesehatan dan perkembangan optimal anak.

 Tantangan Tata Kelola dan Partisipasi Masyarakat

Stunting adalah cerminan kegagalan negara dalam memastikan akses gizi yang layak bagi warganya. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah tata kelola yang buruk. Pemerintah sering kali lebih fokus pada program-program pencitraan politik daripada menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif untuk masalah stunting.

Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan partisipasi aktif masyarakat untuk mengatasi masalah ini dengan serius. Pendidikan gizi, peningkatan akses layanan kesehatan, perbaikan sanitasi, dan dukungan bagi keluarga berpenghasilan rendah harus menjadi bagian dari strategi yang komprehensif.

Kesimpulan

Stunting dan gizi buruk memerlukan perhatian yang terpadu dan berkelanjutan. Intervensi gizi selama kehamilan dan periode awal kehidupan anak sangat penting untuk mencegah stunting, sementara penanganan gizi buruk membutuhkan perhatian khusus setelah kelahiran. 

Dengan pendekatan holistik dan partisipasi aktif dari berbagai sektor, kita dapat memastikan kesehatan dan perkembangan optimal anak-anak Indonesia. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif demi masa depan yang lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun