Memahami bahwa stunting dan gizi buruk saling berkaitan adalah kunci untuk mengembangkan strategi yang efektif. Pencegahan stunting harus dimulai dari ibu hamil, sementara penanganan gizi buruk fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi anak setelah kelahiran. Integrasi kedua pendekatan ini akan memastikan kesehatan dan perkembangan optimal anak.
 Tantangan Tata Kelola dan Partisipasi Masyarakat
Stunting adalah cerminan kegagalan negara dalam memastikan akses gizi yang layak bagi warganya. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah tata kelola yang buruk. Pemerintah sering kali lebih fokus pada program-program pencitraan politik daripada menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif untuk masalah stunting.
Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan partisipasi aktif masyarakat untuk mengatasi masalah ini dengan serius. Pendidikan gizi, peningkatan akses layanan kesehatan, perbaikan sanitasi, dan dukungan bagi keluarga berpenghasilan rendah harus menjadi bagian dari strategi yang komprehensif.
Kesimpulan
Stunting dan gizi buruk memerlukan perhatian yang terpadu dan berkelanjutan. Intervensi gizi selama kehamilan dan periode awal kehidupan anak sangat penting untuk mencegah stunting, sementara penanganan gizi buruk membutuhkan perhatian khusus setelah kelahiran.Â
Dengan pendekatan holistik dan partisipasi aktif dari berbagai sektor, kita dapat memastikan kesehatan dan perkembangan optimal anak-anak Indonesia. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif demi masa depan yang lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H