Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mungkinkah Mencari Kebahagiaan Beyond Keinginan Pribadi: Perspektif Immanuel Kant

24 November 2023   07:00 Diperbarui: 24 November 2023   09:28 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pamflet.or.id/2022/03/11/aku-dan-stoa-melawan-dunia/

Kritik Terhadap Etika Stoik

https://pamflet.or.id/2022/03/11/aku-dan-stoa-melawan-dunia/
https://pamflet.or.id/2022/03/11/aku-dan-stoa-melawan-dunia/

Dalam mengevaluasi etika stoik, Kant menyoroti sifat egoisnya. Ia berpendapat bahwa etika stoik terlalu fokus pada kebahagiaan dan ketenangan diri sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan orang lain. Kant menilai bahwa etika stoik tidak sesuai dengan prinsip moral universal yang diadvokasikannya melalui imperatif kategoris. Kritik ini memberikan gambaran tentang bagaimana Kant menilai nilai etika berdasarkan universalitas, dan sejauh mana pandangan ini berselisih dengan pandangan filsafat lain.

Kesimpulan

Dalam menjalani kehidupan sesuai dengan filsafat Immanuel Kant, seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang mendalam melalui kebahagiaan yang rasional, yaitu kebahagiaan yang muncul dari kewajiban moral dan imperatif kategoris. Penting untuk mengevaluasi nilai kebahagiaan yang dipikirkan, yang mungkin bertentangan dengan prinsip moral universal yang ditekankan oleh Kant. Melalui pemahaman dan penerapan konsep-konsep seperti kehendak baik, otonomi, dan universalitas, seseorang dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang sejalan dengan nilai moral yang tinggi. Meskipun tantangan mungkin muncul, pendekatan ini menawarkan landasan yang kokoh bagi individu untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral universal Immanuel Kant.

Referensi

Anna Magdalena Elsner, & Rampton, V. (2022). "Accompanied Only by My Thoughts" A Kantian Perspective on Autonomy at the End of Life. Journal of Medicine and Philosophy, 47(6), 688--700. https//doi.org/10.1093/jmp/jhac026

Bonifasius Prasetya, & Bonifasius Prasetya. (2020, September 6). Kebahagiaan dan Tanggung Jawab Kantian | LSF Discourse. Retrieved November 23, 2023, from Lingkar Studi Filsafat Discourse website https//lsfdiscourse.org/kebahagiaan-dan-tanggung-jawab-kantian/

Endang Daruni Asdi. (2017). Imperatif Kategoris dalam Filsafat Moral Immanuel Kant. Jurnal Filsafat, 1(1), 9--19. Retrieved from https//jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31607/19133

Islah Gusmian. (2014, December 30). FILSAFAT MORAL IMMANUEL KANT Suatu Tinjauan Paradigmatik. Retrieved November 23, 2023, from ResearchGate website https//www.researchgate.net/publication/330817129_FILSAFAT_MORAL_IMMANUEL_KANT_Suatu_Tinjauan_Paradigmatik

RINI JAYANTI. (2021). Konsep Kebahagiaan Dalam Buku Filosofi Teras Ditinjau Dari Imperatif Kategoris Immanuel Kant. Retrieved November 23, 2023, from Ugm.ac.id website https//etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/204962

Reath, A. (2012). Kant's conception of autonomy of the will. Cambridge University Press EBooks, 32--52. https//doi.org/10.1017/cbo9780511792489.004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun