24 Desember 2011, gunung ketiga yang kudaki dalamEkspedisi Gunung Berapi di Jawa Timur adalah Gunung Arjuno 3339 MDPL. Gunung Arjunoterletak di Pandaan, Tretes Jawa Timur. Tim dalam pendakian kali ini terdiri dari dua orang, aku dan Kopi Jalawira.
Pukul 11.00 aku bangun untuk mempersiapkan alat-alat dan logistik sebelum berangkat menuju Gunung Arjuno. Sekitar pukul 13.00 aku bersama Kopi Jalawira pun berangkat menuju terminal Bungurasih (nama Terminal di Surabaya) diantar oleh anggota Jalawira. Tiba di terminal kami berdua langsung mencari bus yang berangkat melewati terminal Pandaan (Rp.7000) untuk melanjutkan kembali menggunakan angkot kecil menuju pos pendakian Gunung Arjuno (Rp.4000). Hari itu cuaca turun hujan dengan derasnya. Pukul 15.30 kami berdua tiba di pos pendakian Gunung Arjuno dan melakukan pendaftaran sebelum mendaki.
Setelah istirahat dan menunggu hujan reda pukul 16.15 kami berdua melanjutkan perjalanan menuju Shelter Kokopan dengan medan berbatuan dan terjal. Kami berdua sampai di Kokopan tepat ketika adzan magrib berkumandang. Kami punberistirahat sambil membeli makanan ringan. Kebetulan di Shelter Kokopan terdapat warung yang dijaga oleh seorang bapak yang sudah berumur. Pukul 19.30 kami melanjutkan perjalanan menuju Shelter Pondokan dengan penerangan senter. Sepanjang perjalanan kami berdua bertemu pendaki lain yang membuka tenda di tengah jalan dan kami pun istirahat sejenak sambil ngobrol bersama mereka. Tak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan karena sudah kedinginan dan tiba di pondokan pada pukul 22.00. Segera kami mencari tempat untuk berteduh karena cuaca saat itu turun hujan rintik-rintik. Setelah mencari ke sana ke sini tempat berteduh akhirnya kami mendapatkan tempat berteduh di sebuah mushola kecil karena kami tidak membawa tenda.
Tak lama kemudian datang seorang warga penambang belerang menghampiri kami dan meminta perbekalan kami
. Kami pun merasa terganggu dengan kehadirannya setelah kami beri indomie goreng 2 bungkus dia pun semakin keterlaluan dengan meminta-minta uang kepada kami
. Karena kami tidak mempunyai uang banyak kami pun bersikeras untuk tidak memberinya uang (dalam batinku k
al
au dia sampai macam-macam kepada kami di dalam carrie
rku ada sebuah
tramontinaatau golok, untungnya dia
pergi)
. Begitu penambang itu pergi kami berdua langsung istirahat karena rencanananya pukul 03.00 kami ingin melanjutkan menuju puncak Arjuno dengan target
Sunrise. Waktu terus berjalan hi
ngga menunjukan pukul 03.30 dan
aku pun mengajak Kopi untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak
. Kopi
menolak, "
Nanti saja berangkatnya
. Ini baru aja
, masih capak-capek badannya
,"
alasannya. Akhirnya kami pun bangun kesiangan
, sekitar pukul 09.30
, dan segera membuat sarapan untuk bekal menuju puncak Arjuno.
Di perjalanan kami hanya berdua saja yang naik dan tidak bertemu
dengan pendaki lain
. Tiba di sebuah sabana yang benama
Lembah
Kidang kami terkena badai dan langsung mendirikan bivak darurat dari jas hujan yang kami kenakan. Di sini kami menunggu badai sangat lama
, sekitar dua jam lebih
, karena apabila kami berdua paksakan untuk mendaki ke puncak Arjuno akan sangat berbahaya
.Puncak Arjuno terkenal dengan badainya yang datang tiba-tiba.
Pukul 13.30
, setelah menunggu badai sangat lama
, akhirnya cuaca kembali cerah dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak Arjuno
. Sepanjang perjalanan kami berdua saling ngobrol satu sama lain untuk menghilangkan rasa bosan karena medannya yang sangat terjal dan berbatuan. Pukul 15.30 akhirnya kami berdua sampai di puncak Arjuno dengan rasa yang sangat melelahkan dan cuaca saat itu kembali hujan deras
serta berkabut tebal
. Setelah
mengambil beberapa foto sesaat di puncak kami putuskan untuk kembali menuju pondokan
. Di tengah perjalanan kami hampir saja terkena petir
. Bayangkan saja
, petir
itu kira-kira jarak 50m
dari kami dan menyambar pohon besar
. Pohon itu pun langsung ambruk serta suaranya yang sangat besar seperti gunung meletus
.Kopi pun panik tidak karuan berlari-lari turun dengan cepat
. AkumengingatkanKopi
agar tidak panik, "
Jangan panik bro, tenang aja tapi jalannya agak dipercepat
. Kal
au kita panik bisa-bisa menemukan ajal di sini karena jalurnya yang berbatuan dan licin
."
Akhirnya kami berdua selamat
dari maut
dan sampai di
Lembah
Kidang sekitar pukul 16.15
. Segera
kami menuju pondokan
. Di perjalanan menuju pondokan kami berdua hampir masuk
ke Lembah
Lali
Jiwo yang konon
jika masuk
ke sana hanya
akan berputar-putar di jalur itu saja
. Aku pun bicara pada Kopi untuk melihat
GPS (untungnya aja bawa
GPS, coba k
alau tidak)
.
Pukul 17.00 akhirnya kami sampai di pondokan dengan selamat dan bertemu pendaki yang baru turun juga dari Arjuno. Dalam hatiku berkata, “Padahal kita tidak bertemu dengan pendaki lain di sepanjang jalan, kok bisa ya meraka turun dari Arjuno dan tidak bertemu dengan kami berdua.” Pukul 17.15 setelah cukup istirahat kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Pos Perizinan Gunung Arjuno dan ikut bersama rombongan sekitar 20 orang yang habis naik dari Arjuno tadi. Sepanjang jalan kami berdua turun dengan berlari-lari karena untuk mempersingkat waktu (takut hari gelap karena penerangan sudah tidak ada yang berfungsi alias batere habis). Pukul 18.15 hari semakin gelap dan hujan turun semakin deras. Kami berdua turun hujan-hujanan dan tanpa penerangan sama sekali (menjadi mata kucing).
19.00 WIB, setelah berjalan terus tanpa henti di kegelapan malam dan dinginnya cuaca di tengah jalan kaki kiriku terkilir dan jalan pun semakin lambat. Tiba-tiba telihat sebuah pondok dari kejauhan dan kuputuskan untuk bermalam lagi di sana. Anehnya di pondokan tersebut terdapat api unggun yang masih menyala dan kami pun tanpa berpikir yang aneh-aneh melanjutkan untuk membuat api tetap menyala hingga pagi datang serta tidur dengan nyenyak.
2
5 Desember 2011
, keesokan harinya pukul 06.00 kami terbangun karena dinginnya kabut dan segera membuat
makanan untuk sarapan sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Pukul 07.00 Setelah sarapan dan
packing barang kami berdua turun menuju
Pos
Perizinan
Gunung Arjuno
. Di sepanjang jalan karena cuaca saat itu panas sekali
aku membuka baju dan berjalan perlahan karena kakiku masih terasa sangat sakit. Di tengah perjalanan kami berdua melihat lima ekor burung elang jawa terbang berputar tepat di atas k
ami. Senang
rasanya bisa melihat langsung burung elang jawa terbang di alam bebas
. Akan tetap
i lama-lama
aku pun berpikir dan bicara kepada Kopi
, "
Kok burung elangnya aneh y
a, dari tadi ngikutin kita trus?
” Kopi pun menjawab mungkin kita mau dijadikan santapannya merek
a.Mendengar jawaban seperti itu saya langsung mengenakan pakaian dan turun secepatnya tanpa peduli kaki masih sangat sakit. Pukul 09.00 kami berdua tiba di
Pos
Perizinan
Gunung Arjuno dengan selamat dan segera melanjutkan perjalanan pulang menuju
Sekret Jalawira di Surabaya dan tiba di sana pukul 14.00.
Pendakian yang sangat melelahkan dan penuh tantangan
. Terimakasih banyak buat Kopi Jalawira karena telah menemaniku dalam pendakian ini
. bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya