Mohon tunggu...
Bayu Pratama
Bayu Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Informatics Student at Universitas Multimedia Nusantara

Hai! Saya seorang mahasiswa Informatika yang sedang menjelajahi dunia SEO di Tirto.Id. Dengan ketertarikan dalam product manager, sejarah, teknologi, dan pendidikan. Saya senang berbagi wawasan dan pengetahuan melalui tulisan. Mari kita diskusikan topik menarik, dan berbagi informasi bermanfaat! ✨ Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jenis-Jenis Penyakit yang Menyerang Sistem Gerak Manusia

12 November 2024   16:02 Diperbarui: 12 November 2024   16:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari ditopang oleh sistem gerak, baik saat menggerakkan tubuh maupun menjalankan fungsi dasarnya. Sistem gerak manusia itu terdiri dari otot, tulang, dan sendi yang bekerja sama untuk menghasilkan berbagai gerakan tubuh. 

Berbagai komponen sistem gerak manusia tadi masing-masing memiliki peran khusus dalam pergerakan tubuh. Namun, sistem ini rentan terhadap berbagai penyakit atau gangguan yang bisa menghambat fungsinya. Berbagai kelainan sistem gerak dapat mengakibatkan rasa sakit atau keterbatasan mobilitas, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup seseorang. 

Lantas, apa saja penyakit yang menyerang sistem gerak manusia? Berikut adalah beberapa di antaranya.

Osteoporosis

Osteoporosis adalah salah satu penyakit sistem gerak yang menyebabkan kepadatan tulang menurun secara signifikan. Kondisi ini mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah, bahkan dengan trauma ringan sekalipun. 

Masalah osteoporosis sering kali terjadi pada individu yang telah memasuki usia lanjut, terutama wanita yang telah mengalami menopause. Hal ini dikarenakan perubahan hormonal, khususnya penurunan hormon estrogen, yang memengaruhi kepadatan tulang.

Kekurangan kalsium juga menjadi faktor risiko utama bagi osteoporosis. Kalsium adalah mineral penting dalam pembentukan tulang. Maka itu, kekurangan asupan kalsium bisa mengakibatkan penurunan kekuatan tulang. Selain itu, osteoporosis juga berisiko bagi mereka yang memiliki gaya hidup tidak aktif atau jarang berolahraga, serta bagi perokok dan peminum alkohol.

Gejala osteoporosis bisa tidak terasa pada tahap awal. Beberapa tanda seperti postur tubuh yang membungkuk, tinggi badan yang berkurang, dan tulang yang mudah patah perlu diwaspadai. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kerusakan tulang lebih lanjut, yang biasanya dilakukan melalui pemeriksaan kepadatan tulang.

Arthritis (Radang Sendi)

Arthritis, atau radang sendi, adalah kondisi peradangan yang memengaruhi sendi-sendi tubuh. Kondisi ini menimbulkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi, yang menghambat kemampuan gerak seseorang. Arthritis terbagi menjadi beberapa jenis, dua yang paling umum adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.

Osteoarthritis terjadi karena kerusakan pada tulang rawan yang melindungi ujung-ujung tulang di persendian. Seiring waktu, gesekan antar-tulang meningkat, menyebabkan nyeri dan peradangan pada sendi. Biasanya, kondisi ini terjadi pada sendi-sendi yang sering digunakan, seperti lutut, pinggul, dan tangan.

Di sisi lain, rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun, kondisi saat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sendi. Hal ini menyebabkan peradangan parah yang berakibat pada kerusakan sendi secara permanen. 

Di beberapa kasus, rheumatoid arthritis bahkan bisa memengaruhi organ tubuh lain, seperti paru-paru dan kulit. Jika tidak ditangani dengan tepat, arthritis dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen yang menghambat mobilitas dan mengurangi kualitas hidup penderitanya.

Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang membuatnya melengkung ke samping secara tidak normal. Penyakit ini sering kali muncul pada masa pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja. Skoliosis dapat memiliki beragam bentuk kelengkungan, mulai dari bentuk mirip huruf "S" hingga "C".

Penyebab skoliosis dapat bersifat genetik, saat kelainan ini diturunkan dalam keluarga. Selain itu, pertumbuhan tulang yang tidak normal, cedera pada tulang belakang, atau kondisi medis tertentu juga bisa menjadi faktor penyebab skoliosis. Kondisi ini bisa ringan hingga parah, tergantung pada sudut kelengkungan tulang belakang.

Beberapa gejala yang umumnya muncul pada skoliosis adalah bahu atau pinggul yang tidak sejajar, salah satu sisi tubuh yang terlihat lebih menonjol, dan postur tubuh yang tampak miring. Pada kasus yang parah, skoliosis dapat menekan organ-organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung, sehingga mengganggu fungsinya. 

Diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah kelengkungan tulang belakang makin parah dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita.

Memahami kelainan sistem gerak sangat penting agar kita bisa mencegah atau setidaknya mengurangi risiko penyakit ini. Osteoporosis, arthritis, dan skoliosis adalah tiga contoh penyakit pada sistem gerak yang dapat membatasi mobilitas seseorang. Dengan menjaga gaya hidup sehat, asupan nutrisi yang seimbang, serta tetap aktif, kita bisa memelihara kesehatan tulang, otot, dan sendi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun