Kimia hijau atau Green Chemistry sering kali disebut juga dengan Kimia Berkelanjutan. Secara konsep, kimia hijau menjadi proses pengembangan praktik pengelolaan bahan kimia secara berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.
Penerapan Kimia Hijau berhubungan dengan desain dan pengoptimalan proses serta produk, guna menurunkan atau menghilangkan zat berbahaya dalam penggunaan bahan kimia. Karena itu, kimia hijau menerapkan prinsip-prinsip seperti penggunaan bahan baku terbaru, efisiensi energi, dan pencegahan limbah.
Pengertian dan Prinsip Kimia Hijau
Dikutip dari situs U.S. Environmental Protection Agency (US EPA), kimia hijau merupakan sebuah desain produk dan proses kimia dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat beracun. Hal tersebut adalah sebuah upaya dalam mencegah polusi dan dampak negatif sebuah produk serta proses kimia terhadap lingkungan hidup.
Menurut International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), pengertian Kimia Hijau adalah kajian ilmiah atau ilmu untuk mengembangkan berbagai proses kimia yang efektif sekaligus aman bagi lingkungan dan manusia, dampak ekologisnya minim, serta bisa memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk itu, konsep Kimia Hijau berfokus pada penerapan prinsip keberlanjutan dalam seluruh tahapan proses kimia. Ini mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir dan limbah.
Sementara itu, dua ilmuwan yang dikenal sebagai "bapak kimia hijau" yaitu Paul Anastas dan John Warner merumuskan pengertian Kimia Hijau adalah bidang ilmu yang mengkaji desain produk dan proses kimia untuk menerapkan prinsip-prinsip yang mendukung keberlanjutan dan keamanan bagi manusia maupun lingkungan. Maka dari itu, keduanya merumuskan 12 prinsip kimia hijau.
Pada 1998, Paul Anastas dan John Warner merumuskan 12 prinsip kimia hijau. Berikut ini daftar 12 prinsip kimia hijau beserta contoh permasalahan dan solusinya:
1. Pencegahan limbah
Prinsip Kimia Hijau ini berkaitan dengan pencegahan terbentuknya limbah daripada penanganan limbah. Misalnya masalah polusi udara akibat asap kendaraan. Solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan sepeda.
2. Manajemen atom yang baik
Prinsip Kimia Hijau ini berkaitan dengan mengurangi limbah sejak level molekuler dengan memaksimalkan jumlah atom seluruh reaktan menjadi produk. Misalnya masalah hasil CO2 dalam industri amonia yang mengakibatkan efek rumah kaca. Solusi yang dapat ditempuh dengan pengelolaan gas CO2 menjadi CO2 cair, nantinya olahan tersebut dapat dijadikan pelarut.
3. Proses sintesis kimia yang lebih aman
Hal ini berkaitan dengan mempertimbangkan bahaya dari bahan yang digunakan dan limbah yang dihasilkan. Misalnya masalah limbah berbahaya penggunaan soda kaustik pada industri kertas. Solusi yang dapat ditempuh dengan menggunakan H2O2 pada saat pemutihan kertas.
4. Rancangan bahan kimia yang lebih aman
Hal ini berkaitan dengan mengurangi kadar racun secara langsung dalam rancangan molekul. Misalnya masalah penggunaan tawas pada proses penjernihan air yang dapat meninggalkan kadar ion beracun. Solusi yang dapat ditempuh dengan mengganti tawas dengan bubuk dari biji buah asam.
5. Desain proses dengan energi efisien
Hal ini berkaitan dengan memilih proses kimia yang membutuhkan energi paling sedikit. misalnya masalah penggunaan air dan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam pembuatan chip komputer. Solusi yang dapat ditempuh yaitu memilih metode pembuatan dengan superkritikal.