Mohon tunggu...
Bayu_Al
Bayu_Al Mohon Tunggu... Penulis - Terus Berkarya

Aku selambar daun terakhir, Mencoba bertahan diranting yang membenci angin. ••••••••••••• Aktif Organisasi Sosial dan Pelukis Senjiwanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melangkah dalam Labirin Makna Kata-kata

19 Desember 2023   18:37 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:12 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My.Galery/GambarSketsa

Di kala kata-kata merayap dalam gelap,
Mereka memekakkan dengan bergaungnya singa,
Lupa akan alur, lupa akan riak yang rapat,
Membedakan dari buruk,
lalu menilai saja.

Di ujung kata yang terucap,
Hati menjelma lautan yang beradu. 

Bergema laksana sorak dalam sunyi,
Namun tak menyentuh kehampaan jiwa.

Terhempas kabar buruk dalam tawa,
Menghunjam tajam, menusuk ragam batin.
Orang sering terperangkap dalam bayangan,
Menilai tanpa merasai kesulitan yang dialami.

Janganlah kata menjadi cambuk, 

Bentuk luka di relung relung jiwa. 

Biarkanlah keikhlasan menenangkan,
Dalam doa yang terucap ikhlas dari sanubari.
Dalam doa yang tulus,
kisah hidup kita terhias penuh makna.

#Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun